Jonius menambahkan Komisi E sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan Kadispora Sumut Baharuddin Siagian beserta tim dan berkunjung ke sejumlah arena yang akan digunakan sebagai lokasi pertandingan maupun latihan atlet.
"Kami tidak ingin hanya mendengar sebatas laporan saja, namun langsung turun ke beberapa venue, di antaranya yang ada di Tanah Karo, Siosar serta Kolam Renang Selayang di Medan.
Terkait pemilihan lokasi pembangunan Training Camp Sport, tartan atletik, dan Wisma Atlet di Siosar yang berada di dataran tinggi, Jonius mengaku sudah mendengar alasan dari Dispora Sumut.
Menurut eksekutif, lanjut dia, Training Camp Sport di Siosar sengaja dibangun untuk menambah daya serap oksigen (VO2max) karena terkait dengan daya tahan tubuh atlet.
"Di wilayah yang kadar oksigennya rendah saja mampu berlatih apalagi saat bertanding di wilayah lain. Diprediksi daya tahan atlet akan lebih kuat, seperti para atlet di Papua," ucapnya.
Lebih lanjut Jonius memaparkan pembangunan sarana dan prasarana PON intens dilakukan dengan anggaran APBD 2023, sedangkan untuk 2024 hanya proses perbaikan atau renovasi sejumlah sarana yang sudah ada, sementara untuk pembangunan stadion utama (sport center) anggarannya murni dari APBN.
"Kementerian Keuangan, PUPR, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga begitu mendukung. Jadi kami pun harus sama-sama mendukung sehingga fungsi kami sebagai lembaga pengawas juga bisa berjalan sebagaimana mestinya," katanya.