BPS Sumut mencatatkan pula, dari lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), hanya Sibolga yang mengalami inflasi pada April 2023 yakni 0,27 persen.
Sebanyak empat kota lain merasakan deflasi yakni Gunungsitoli (0,42 persen), Padang Sidempuan (0,04 persen), Medan (0,02 persen) dan Pematangsiantar (0,25 persen).
Optimisme BPS Sumut terkait situasi ekonomi di wilayahnya pascadeflasi tiga bulan beruntun juga timbul lantaran kondisi inflasi Sumut lebih rendah dibandingkan nasional.
Pada April 2023, inflasi tahun kalender (April 2023 terhadap Desember 2022) Sumut adalah 0,10 persen, sementara Indonesia 1,01 persen.
Lalu inflasi Sumut dari tahun ke tahun (April 2023 dibandingkan April 2022) yaitu 4,16 persen, lebih sedikit dibandingkan Indonesia yang di 4,33 persen.
Inflasi tahun ke tahun ini terjadi lantaran naiknya harga bensin, beras, rokok filter kretek, angkutan udara dan angkutan dalam kota.
Lalu deflasi disumbangkan komoditas seperti cabai merah, minyak goreng, daging ayam ras, tomat dan bawang merah.
"Untuk inflasi 'year on year' Sumut lebih rendah dari nasional. Ini berarti kita lebih terkendali dalam kinerja pengendalian inflasi khususnya untuk komoditas-komoditas yang dapat kita kendalikan," tutur Nurul.