Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan, masyarakat Sumatera Utara mengurangi belanja saat merayakan Ramadhan 2023 dan mempersiapkan diri menyambut Lebaran 1444 Hijriah.
"Daya beli masyarakat secara keseluruhan masih belum pulih sepenuhnya sejak pandemi COVID-19 dan diperburuk dengan tekanan inflasi sejak tahun 2022," ujar Gunawan kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Menurut dia, melemahnya daya beli masyarakat terlihat dari hasil survei yang dilakukannya di kalangan pedagang.
Pedagang kue kering, misalnya, 80 persen dari mereka disebut Gunawan mengeluhkan turunnya pesanan dari pelanggan sebesar 10-40 persen. Sementara 15 persen di antaranya mengatakan pesanan kue stabil dan hanya lima persen yang mengaku merasakan kenaikan pesanan lima sampai 40 persen.
Kemudian, dia menyatakan bahwa mayoritas pedagang minuman kaleng atau kemasan juga mengeluhkan penurunan pembeli. Untuk merek tertentu dan ternama, penurunan mencapai 68-90 persen.
Sementara, survei Gunawan di Pasar Petisah, Pasar Marelan dan Pasar Tanjung Morawa memperlihatkan pengurangan omzet pedagang pakaian dan sepatu karena jarangnya pembeli.
Penurunan omzet tersebut menyentuh 50 persen untuk pedagang pakaian. Akan tetapi, 33 persen pedagang sepatu menyebut bahwa penjualan mereka naik 20-30 persen. Sebanyak 16 persen pedagang mengutarakan bahwa penjualan mereka menurun 40 persen dan sisanya disebut stabil.
Pedagang ayam penyet juga merasakan semakin rendahnya omzet yang turun 40-60 persen dibandingkan tahun 2022. Hal itu mengimpit konsumsi bahan pangan seperti cabai, tomat, minyak goreng, kol, terong dan daun kemangi.
"Meski begitu, pedagang terutama pedagang makanan dan minuman yakin pesanan akan meningkat menjelang Lebaran. Namun, mereka pesimistis penjualan tahun ini akan mampu mengimbangi omzet penjualan tahun sebelumnya," kata Gunawan.
Dari sisi konsumen, mereka yang berpenghasilan Rp3 juta-Rp7 juta lebih memprioritaskan uang untuk mudik dan berpeluang mengurangi belanja kue kering dan pakaian.
Masyarakat dengan pendapatan Rp3 juta-Rp5 juta pun lebih mengutamakan mudik.
"Adapun masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp3 juta mayoritas mengutamakan mudi, dan sebagian besar belum memikirkan pengeluaran baik untuk pakaian maupun kue Lebaran," tutur Gunawan.