Deliserdang (ANTARA) - Komisi Nasional Perlindungan Anak Kabupaten Deliserdang menduga balita berinisial SA warga Kabupaten Deliserdang dirudapaksa yang kemudian dibunuh.
"Dugaan rudapaksa dikuatkan adanya luka di bagian dubur korban. Hal itu dari pengakuan ayah kandung melihat langsung jasad anaknya. Kemudian untuk menghilangkan jejak dibunuh," ujar Ketua Komnas PA Deliserdang Junaidi Malik, Selasa (21/2).
Keterangan tersebut disampaikan Junaidi Malik saat menyambangi rumah duka.
Ia mengungkapkan bila hasil visum dari kepolisian terbukti adanya pencabulan dialami korban semakin menambah catatan panjang bahwa anak-anak di Kabupaten Deliserdang masih 'dikepung' predator anak.
"Saya mengutuk keras apa yang terjadi terhadap korban. Ini perbuatan keji dan tidak bisa ditoleransi," ungkapnya.
Terkait kematian korban, sebut Junaidi, Komnas PA menyakini aparat kepolisian mampu mengungkap kasusnya secara terang benderang.
"Kita yakin polisi dapat mengungkap tabir meninggalnya korban," sebutnya.
Sementara ayah kandung korban memastikan kematian anaknya tidak wajar.
"Anak aku sebelumnya sehat-sehat saja. Namun, tiba-tiba hilang entah ke mana dan ditemukan tidak bernyawa di semak belukar tak jauh dari rumah. Pasti dibunuh. Pembununya orang sekitar kediamanya," kata orang tua korban dengan berlinangan air mata.
Terpisah, Kasatreskrim Polresta Deliserdang Kompol I Kadek Heri Cahyadi SH SIK MH dikonfirmasi soal dugaan pembunuhan terhadap korban menyatakan masih melakukan penyelidikan di lapangan.
"Mohon sabar dulu. Bila sudah ada titik terang akan disampaikan," tulisnya lewat Aplikasi WhatsApp.
Seorang balita berinisial SA usia 4 tahun ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi telungkup di semak belukar tak jauh dari rumahnya Desa Payah Gambar, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, Selasa (21/2).