Madina (ANTARA) - Lagi-lagi krisis air menjadi permasalahan yang serius bagi petani di Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Kali ini keluhan krisis air muncul dari petani yang berada di sepanjang jalan lintas barat Kecamatan Panyabungan.
Saat ini mereka mengeluhkan keringnya saluran irigasi Batang Gadis yang ada didaerah itu.
Bahkan, menurut pengakuan warga, kekeringan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Akibatnya, petani menjerit karena ratusan hektar lahan persawahan mereka mengalami kekeringan akibat irigasi macet.
Kondisi ini menurut warga sudah berjalan hampir selama dua tahun dan belum ada perhatian serius dari pemerintah untuk mencari alternatif terbaik demi keberlangsungan hidup para petani.
Atas kondisi itu, warga mendesak Bupati Madina HM Ja'far Sukhairi Nasution agar segera menyurati Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk mengatasi keluhan yang disampaikan para petani itu.
Hamonangan salah seorang petani kepada wartawan, Minggu (12/2), menyampaikan, keringnya air pada saluran lintas barat Madina itu telah melumpuhkan harapan hidup para petani yang tersebar di wilayah itu.
Akibatnya, kata dia, saat ini para petani yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian padi terpaksa harus rela menganggur karena tidak adanya pekerjaan lain.
"Di sini mata pencarian masyarakat dominan bertani padi. Namun, karena kondisi irigasi itu banyak petani yang nganggur, kami harap pemerintah daerah dalam hal ini Pak Bupati mendorong BWS turun tangan agar masyarakat bisa kembali aktif bertani," kata Ikmal.
Selain intensitas air yang kurang, saat ini kondisi saluran irigasi juga diperparah dengan banyaknya timbunan-timbunan sampah.
Berdasarkan pantauan disepanjang irigasi jalan lintas barat, saat ini sudah dipadati oleh tumpukan sampah. Bahkan, aroma bau busuk telah mengganggu para pengguna jalan dan warga yang tinggal di pinggiran sepanjang irigasi.
Selain itu, minimnya perawatan telah membuat saluran irigasi itu ditumbuhi oleh rumput-rumput liar.