Panyabungan (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal (Madina) melalui Bidang Peternakan terus melakukan berbagai upaya dalam menangani wabah penyakit Septicaemia Epizootia (SE) atau penyakit ngorok yang menyerang Sapi dan Kerbau di kabupaten itu.
Hingga saat ini terdata sudah ada delapan ternak yang mati akibat terjangkit penyakit itu.
Kepala Dinas Pertanian Madina, Siar Nasution, SP didampingi Kepala Bidang Peternakan, Asrul Anwar Lubis yang dikonfirmasi ANTARA, Rabu (25/1) menyebutkan, jika pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi penyebaran wabah SE itu, salah satunya dengan memaksimalkan penyuntikan vaksin terhadap ternak.
Baca juga: Penyakit ngorok serang ternak di Madina, peternak diminta waspada
"Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ngorok itu, kita memaksimalkan penyuntikan vaksin bagi hewan jenis Sapi dan Kerbau yang berada di titik tertentu. Pemilik ternak tidak dipungut biaya apapun dalam setiap penyuntikan vaksin. Mereka hanya diminta agar tetap memantau hewan ternak apabila ditemukan tanda-tanda terjangkit penyakit ngorok," ujarnya.
Kata dia, wilayah Kecamatan Panyabungan dan Panyabungan Barat menjadi fokus utama penyuntikan vaksin, sebab jarak wilayah tersebut cukup dekat jika dilihat dari bahaya penyebaran virus itu.
"Stok obat vaksin dan vitamin yang kita pegang sampai saat ini masih cukup. Anggota di lapangan sudah saya arahkan untuk bekerja maksimal dalam melakukan penyuntikan. Itu upaya kita sampai saat ini," jelas Siar.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Madina, Asrul Anwar Lubis menyampaikan, sebelumnya petugas dari laboratorium Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara telah melakukan pengambilan sampel dari hewan ternak yang mati di wilayah itu.
Hingga saat ini, sebut Asrul pihaknya masih masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Veteriner Medan itu.
"Kita tunggu saja karena masih berjalan satu pekan," ungkapnya.