Dokter spesialis dermatovenereologi dr. Marsha Bianti Sp.DV mengatakan krim racikan dokter hanya bisa didapatkan melalui resep setelah konsultasi secara langsung dan harus disesuaikan dengan kondisi kulit pasien.
"Jadi memang krim racikan itu memang disesuaikan dengan kondisi kulit pasiennya pada saat itu, jadi biasanya sih tidak bisa dipukul rata jadi bisa dijual online," ucapnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia juga mengatakan krim yang disebut 'racikan dokter' yang saat ini banyak beredar di toko online perlu dipertanyakan siapa dokter yang meracik. Karena, bisa jadi krim itu terbuat dari bahan berbahaya seperti pemutih atau steroid jika digunakan dalam jangka panjang.
"Kita enggak tahu itu isinya apa racikan itu, kalau misalkan memang ternyata isinya mengandung bahan berbahaya seperti pemutih atau mengandung steroid itu kan bahaya banget tentunya apalagi jika digunakan jangka panjang," ucap Marsha.
Dokter yang praktek di RS Kramat 128 ini mengatakan bahan yang dikhawatirkan ada dalam krim dengan label racikan dokter tersebut adalah pemutih yang tidak diketahui jelas dosisnya secara rinci, dan bahan lain yang tidak lulus uji dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, krim 'abal' tersebut juga bisa memperparah kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya.
"Kalau misalkan krim racikan dokter itu dibeli bebas tanpa konsultasi sebelumnya itu belum tentu juga cocok sama kondisi kulit pasiennya. Bisa jadi nanti memperparah kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya atau misalnya yang tadinya baik-baik saja kulitnya malah jadi rusak," ucapnya.
Ia pun memberikan tips pada konsumen agar tidak tergiur dengan testimoni saja dan harus mewaspadai krim racikan yang dijual bebas. Konsumen juga harus memahami bahwa krim racikan dokter tidak bisa dibeli secara bebas dan harus pintar memilih krim perawatan kulit yang tidak jelas isi kandungannya.
"Harusnya sih konsumen makin ke sini makin pinter, enggak tahu isinya apa harusnya dia bisa lebih waspada lagi," ucapnya.
Dokter yang juga praktek di Beyoutiful Clinic Pakubuwono ini juga memberikan tips jika tidak memiliki masalah kulit dan ingin mencoba memakai krim perawatan kulit, bisa mencoba membelinya di toko obat komersil (drug store) yang tersedia karena memiliki kandungan yang lebih ringan.
Namun jika memiliki masalah kulit atau penyakit kulit yang mendasari, lebih baik berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
"Kalau misalkan kulitnya bermasalah atau ada penyakit kulit yang mendasari baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk menentukan produk yang paling cocok buat dia," ucap Marsha.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Krim racikan hanya bisa didapat dari resep dan sesuai kondisi kulit
Ia juga mengatakan krim yang disebut 'racikan dokter' yang saat ini banyak beredar di toko online perlu dipertanyakan siapa dokter yang meracik. Karena, bisa jadi krim itu terbuat dari bahan berbahaya seperti pemutih atau steroid jika digunakan dalam jangka panjang.
"Kita enggak tahu itu isinya apa racikan itu, kalau misalkan memang ternyata isinya mengandung bahan berbahaya seperti pemutih atau mengandung steroid itu kan bahaya banget tentunya apalagi jika digunakan jangka panjang," ucap Marsha.
Dokter yang praktek di RS Kramat 128 ini mengatakan bahan yang dikhawatirkan ada dalam krim dengan label racikan dokter tersebut adalah pemutih yang tidak diketahui jelas dosisnya secara rinci, dan bahan lain yang tidak lulus uji dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, krim 'abal' tersebut juga bisa memperparah kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya.
"Kalau misalkan krim racikan dokter itu dibeli bebas tanpa konsultasi sebelumnya itu belum tentu juga cocok sama kondisi kulit pasiennya. Bisa jadi nanti memperparah kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya atau misalnya yang tadinya baik-baik saja kulitnya malah jadi rusak," ucapnya.
Ia pun memberikan tips pada konsumen agar tidak tergiur dengan testimoni saja dan harus mewaspadai krim racikan yang dijual bebas. Konsumen juga harus memahami bahwa krim racikan dokter tidak bisa dibeli secara bebas dan harus pintar memilih krim perawatan kulit yang tidak jelas isi kandungannya.
"Harusnya sih konsumen makin ke sini makin pinter, enggak tahu isinya apa harusnya dia bisa lebih waspada lagi," ucapnya.
Dokter yang juga praktek di Beyoutiful Clinic Pakubuwono ini juga memberikan tips jika tidak memiliki masalah kulit dan ingin mencoba memakai krim perawatan kulit, bisa mencoba membelinya di toko obat komersil (drug store) yang tersedia karena memiliki kandungan yang lebih ringan.
Namun jika memiliki masalah kulit atau penyakit kulit yang mendasari, lebih baik berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
"Kalau misalkan kulitnya bermasalah atau ada penyakit kulit yang mendasari baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk menentukan produk yang paling cocok buat dia," ucap Marsha.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Krim racikan hanya bisa didapat dari resep dan sesuai kondisi kulit