Sidikalang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, bersama dengan Karang Taruna dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) BAJA Desa Parbuluan melakukan panen perdana kopi jenis arabika di demplot percontohan Desa Bangun. Kecamatan Parbuluan.
Kepala Dinas Pertanian Dairi Robot Simanullang di Sidikalang, Rabu, mengatakan, Kabupaten Dairi memiliki topografi berbukit yang menjadikannya kaya dengan ragam potensi alam, khususnya produk pertanian, seperti kopi Sidikalang yang telah dikenal di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.
Secara garis besar, ada dua jenis Kopi Sidikalang yang ditanam petani, yakni arabika dan robusta. Kopi Sidikalang robusta terkenal memiliki kadar kafein yang lebih tinggi dan rasanya lebih kuat dibandingkan arabika.
Tempat tumbuhnya juga berbeda, Sidikalang robusta sudah bisa ditanam di ketinggian 600 - 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan kopi arabika minimal di atas 1.000 mdpl.
"Perhatian khusus selalu diberikan bupati yang sangat perhatian pada pembangunan di Kecamatan Parbuluan. Bahkan kecamatan ini mendapat perhatian khusus di mana menjadi lokasi percontohan KUR Klaster untuk tanaman hortikultura," katanya.
Sebagai jenis tanaman keras, kopi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, untuk memenuhi pasar luar negeri dan dalam negeri.
Di sisi lain, permintaan kopi terus meningkat karena banyak pabrik yang mengolah kopi dalam bentuk atau varian yang beragam dan itu sebagai pemenuhan selera penikmat kopi di dalam ataupun luar negeri.
Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Dairi, kurang lebih 2 tahun lalu bersama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) BAJA Desa Parbuluan, dan Karang Taruna Sumut melakukan tanam bersama kopi.
Sementara itu Ketua Karang Taruna Sumut, Dedi Dermawan Milaya menyampaikan kopi yang ia kenal sejak kecil adalah kopi Sidikalang, dan rasa kopi Sidikalang melekat dalam benaknya hingga sekarang.
"Sejak kecil saya hanya tahu kopi Sidikalang, bukan kopi Lintong, tapi kenapa kopi Sidikalang jadi terkesan tertinggal, malah kopi Lintong yang lebih naik namanya. Kami mencoba mengembangkan kembali bagaimana potensi kopi Sidikalang bangkit lagi dan dikenal dunia," kata Dedi.
Menurut Dedi, selaku pekerja sosial, Karang Taruna mencoba menggali investasi untuk berbuat, membuat tempat pusat edukasi, dan menciptakan sosial entrepreneur di berbagai sektor.
"Tinggal bagaimana pemuda Dairi yang memiliki keahlian menyalurkan kreativitasnya dan menjadi sosial leader, dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Dairi, karena banyak yang bisa digali dari desa ini," katanya.