Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat transfer uang melalui kanal BI-Fast semakin besar atau sudah mencapai Rp800 triliun sejak diluncurkan Desember 2021.
"Nilai Rp800 triliun itu berasal dari 242 juta transaksi," ujar Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono, di Medan, Jumat.
Dalam sosialisasi BI-Fast bertajuk 'Akselerasi Ekosistem Ekonomi Keuangan Indonesia Melalui BI-Fast', Doni menyebutkan, tiap bulan ada 60-70 juta transaksi.
Menurut dia, peningkatan transaksi itu juga didorong semakin banyaknya bank yang menggunakan kanal BI-Fast.
"Tercatat ada 77 bank di Indonesia yang telah bergabung menggunakan layanan pengiriman uang melalui kanal BI-Fast," katanya yang didampingi Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi.
Doni Primanto Joewono mengatakan, BI-Fast yang merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat itu semakin diminati.
Apalagi biaya transaksi tergolong murah Rp2.500 per transaksi pengiriman uang.
"BI menargetkan semua bank nantinya sudah menerapkan penggunaan BI-Fast," ujarnya.
BI-Fast diharapkan dapat memperkuat ketahanan sistem pembayaran ritel nasional dengan menyediakan alternatif terhadap infrastruktur sistem pembayaran nasional eksisting.
Tujuan BI-Fast memang dibangun untuk mendukung konsolidasi industri sistem pembayaran nasional dan integrasi ekonomi keuangan digital secara end-to-end.
Direktur Sistem Pembayaran BI Pusat Andiwiana S, mengatakan, perbankan tidak. merugi menggunakan BI-Fast.
Alasannya, nilai yang dibayar bank dalam menggunakan kanal BI-Fast itu masih di bawah biaya yang dibebankan kepada nasabah pengguna layanan itu yang sebesar Rp2. 500 per transaksi.
"Perbankan malah untung, dengan tarif transaksi yang murah Rp2.500, maka pengguna transaksi semakin banyak," katanya.