Meulaboh (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat mengirimkan sampel ke Laboratorium Balai Veteriner Medan, Provinsi Sumatera Utara, guna memastikan ada tidaknya hewan ternak di daerah tersebut terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku.
“Sudah kita kirimkan sampel dari ternak yang diduga terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Danil Adrial di Meulaboh, Senin.
Ia menjelaskan, pengiriman sampel tersebut dimaksudkan untuk memastikan apakah sampel ternak yang dikirim tersebut, benar-benar positif terjangkit wabah penyakit kuku dan mulut atau pun tidak.
Meski sudah mengirimkan sampel ternak ke Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara, Danil Adrial belum menjelaskan secara rinci dimana lokasi ternak yang diduga sudah terjangkit wabah mematikan tersebut di Aceh Barat.
Pihaknya juga mengakui masih menunggu hasil pemeriksaan tersebut, guna memastikan hasil uji di laboratorium.
“Untuk sementara hewan ternak yang kita curigai ini masih dalam pengawasan petugas kesehatan hewan,” katanya menambahkan.
Baca juga: Polres dan Pemkab Tapsel survei langsung kesehatan hewan ternak
Sebelumnya, Danil Adrial juga meminta kepada masyarakat agar menghentikan pasokan ternak sapi dan kerbau dari luar daerah, sebagai upaya untuk mencegah terjangkitnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini sudah ditemukan di sejumlah daerah di Aceh.
“Kami meminta kepada masyarakat agar tidak mendatangkan ternak dari luar daerah, hal ini untuk mencegah terjadinya wabah penyakit mulut dan kuku pada ternak masyarakat di Aceh Barat,” katanya.
Guna mengantisipasi terjangkit nya wabah PMK di Aceh Barat, kata Danil Adrial, pihaknya bersama kepolisian juga telah melakukan penyekatan di pintu masuk perbatasan kabupaten, untuk melakukan pemeriksaan hewan ternak yang akan masuk dan keluar daerah.