Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut kasus dugaan penimbunan 1,3 liter minyak goreng di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang tengah diusut pihak kepolisian. Ia mempercayai sepenuhnya hal itu ke aparat penegak hukum, dan jangan sampai proses tersebut membuat gaduh.
"Ditemukan Satgas di satu tempat di Kabupaten Deli Serdang, informasi diduga penimbunan. Setelah coba dipelajari dan akan dicek kepastiannya oleh hukum," ujar Edy di Asrama Haji Medan, Senin (21/2).
Diakui dia kelangkaan minyak goreng mengakibatkan harga jual di pasaran naik. Dan itu terjadi hampir di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Edy menjelaskan berdasarkan data diperoleh dari tim Satgas Pangan Sumut itu. Aktivitas gudang melakukan bongkar muat minyak goreng per dua hari sekali. Kemudian, didistribusikan rumah makan hingga ke ritel modern.
"Yang saya dengar itu, keluar masuk itu. Waktu dua hari lokasi tersebut. Dia peruntukan untuk rumah-rumah makan. Untuk mal dan lain semuanya," katanya.
Seperti diberitakan Tim Satgas Pangan mendapati salah satu produsen yang berlokasi di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menyimpan 1.375.000 liter minyak goreng. Temuan ini didapati ditengah kondisi minyak goreng langka di pasaran.
"Hari ini kita melakukan sidak lapangan dan menemukan produsen menyimpan sekitar 1,3 juta liter minyak goreng," ujar Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait di Medan, Jumat (18/2).
Menurut Naslindo pekerja di gudang tersebut mengatakan minyak goreng bermerek Bimoli itu tidak disalurkan ke pasar karena kebijakan manajemen.
"Temuan ini kita serahkan kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjuti, ini kan temuan tim satgas pangan yang di dalamnya ada pihak kepolisian," ungkapnya.
Gubernur Sumut percayakan penyelidikan kasus penimbunan minyak goreng ke polisi
Senin, 21 Februari 2022 13:11 WIB 703