Jakarta (ANTARA) - Komandan KRI Bima Suci Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Waluyo mengatakan doa orang tua dan keluarga besar merupakan modal utama hingga akhirnya ia bisa diterima menjadi Taruna Akademi Militer (Akmil).
"Ketika saya mendaftar, modal saya hanya doa," kata Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Waluyo melalui kanal YouTube TNI yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Sebelum mendaftarkan diri masuk ke Taruna Akmil, Letkol Laut (P) Waluyo lebih dulu mendatangi seluruh keluarga dari ibu, ayah, kakek dan nenek yang masih hidup untuk meminta doa restu.
"Alhamdulillah saya diterima dan masuk di Angkatan Laut," kata dia.
Perjalanan karir militer sosok Letkol Laut (P) Waluyo tidak mudah. Sedari kecil dan masuk ke sekolah dasar (SD) berlanjut ke sekolah menengah pertama (SMP), ia dan keluarga hidup dalam keadaan ekonomi lemah atau susah.
Bahkan, ketika menamatkan studi dari bangku SMP, orang tuanya sudah tidak mampu membiayai pendidikan anaknya untuk menyambung pendidikan ke sekolah menengah atas (SMA).
Pada akhirnya, mimpi Waluyo remaja harus terhenti di sana. Demi menyambung hidup dan membantu kedua orang tua, ia ikut bekerja bersama saudaranya menjadi kuli.
"Setelah dua tahun menjadi kuli, uang yang saya tabung dari kerja itu saya gunakan untuk mendaftar ke SMA," kenang dia.
Setelah diterima, pada suatu saat sekolahnya kedatangan para Taruna Akmil. Tidak disangka, salah satu di antara taruna tersebut ialah teman Waluyo sewaktu duduk di bangku SD dan SMP.
"Dari situ saya terinspirasi untuk menjadi taruna seperti teman saya," ujarnya.
Pada akhirnya, Waluyo berhasil mewujudkan mimpinya menjadi Taruna Akmil dan kini mendapat kepercayaan dari Panglima TNI sebagai Komandan KRI Bima Suci.