Medan (ANTARA) - Potensi bencana di Provinsi Sumatera Utara cukup tinggi menjelang akhir tahun. Apalagi berdasarkan prakiraan cuaca potensi hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi. Sehingga warga diimbau untuk waspada dan tetap berdoa menghadapi potensi bencana.
"Rakyat Sumatera Utara ku seluruhnya waspada dan alat-alat berat yang bisa membantu pada titik titik kritis ini sudah kita lakukan, tapi khususnya rakyat- rakyat kita dalam bepergian, dalam dislokasi rumah-rumah yang kondisinya kurang baik dalam kondisi alam, ini harus tetap waspada. Tenang, berdoa, tetapi kita tetap berusaha untuk menyelesaikan persoalan," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Medan, Rabu (24/11).
Sudah sejak bulan lalu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menurut dia memprediksi hal ini terjadi. Sehingga, dia sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah bersiap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Baca juga: USAID-Pemrov Sumut kerja sama turunkan angka kematian ibu dan bayi
"Ini memang kondisi Sumatera Utara. Satu bulan yang lalu saya sudah menginstruksikan kepada seluruh bupati wali kota untuk mewaspadai kondisi alam, karena BMKG mengatakan ini akan terjadi," ujarnya.
Penanganan banjir di Medan, kata Edy, sudah dicanangkan sejak 2020 lalu dengan merencanakan normalisasi lima sungai yang melintasi Kota Medan.
"Harusnya dikerjakan sejak tahun 2020, 2021, dan 2022 selesai. Tetapi di bulan Maret 2020 kita terkena wabah COVID-19 sehingga semua itu direcofusing," tuturnya.
Begitu juga dengan normalisasi dua sungai yang melintasi Kota Tebing Tinggi tertunda akibat pandemi
"Ini ada persoalan panjang, yang hulunya ada di Simalungun, kalau kita sodet sungai, rendahnya ke Sergai. Ini yang harus dibicarakan, secara teknis BWSS II harus merencanakannya. Ini pekerjaan yang sudah terlalu lama, tapi itu tidak alasan tidak diselesaikan," jelasnya.