Jakarta (ANTARA) - Vitamin C dikenal secara umum sebagai vitamin yang berperan penting dalam mendukung sistem imunitas tubuh manusia. Terutama dalam waktu dua tahun terakhir vitamin C seakan menjadi barang yang paling dicari karena seluruh masyarakat sibuk mencari cara meningkatkan ketahanan tubuh di masa pandemi COVID-19.
Ahli gizi Rita Ramayulis yang merupakan pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) menjelaskan perlu pemahaman terlebih dahulu terkait keuntungan mengonsumsi vitamin C bagi tubuh manusia.
Setidaknya ada lima fungsi dari vitamin C saat dikonsumsi dan dicerna oleh tubuh.
Baca juga: Mengenal propolis lebah, nutrisi dan manfaat bagi kesehatan
Pertama membantu sel darah putih (neutrofil) untuk berpindah ke jaringan yang terinfeksi sehingga jika terjadi infeksi tubuh bisa langsung mengatasi.
Lalu selanjutnya, mempercepat produksi sitokin sebagai bahan utama untuk mengobati tubuh yang terinfeksi.Ketiga mengaktivitasi kerja sel darah putih sehingga bisa mengusir bakteri yang menyebabkan tubuh jatuh sakit.
Pada fungsi keempat dan kelima, vitamin C bisa mempercepat pertumbuhan jumlah sel B dan Sel T yang berfungsi melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.
”Intinya di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defisiensi vitamin C,”ujar Rita.
Meski peranannya penting, namun tak sedikit ada keluhan- keluhan yang timbul dari konsumsi vitamin C seperti gejala dan ketidaknyamanan lambung khususnya mereka yang memang memiliki gangguan asam lambung.
Untuk itu beberapa hal memang perlu diperhatikan dan dicermati agar konsumsi vitamin C anda tetap nyaman dan memiliki fungsi maksimal untuk menjaga imunitas tubuh.
Baca juga: Menabung kalsium sejak usia 20 tahun bisa cegah osteoporosis
Aman untuk lambung
dr. Iwan Dermawan S. Ked., seorang tenaga kesehatan di kota Depok juga menemukan banyak pasien yang mengeluhkan lambungnya perih sesudah minum vitamin C, menunjukan gejala sendawa berkepanjangan atau gejala-gejala tidak nyaman lainnya.
Untuk itu ia menyarankan pasien mencari vitamin C yang memiliki kadar asam yang tidak terlalu tinggi sehingga bisa memenuhi kebutuhan hariannya untuk menjaga kesehatan tubuh.
“Perlu diingat bahwa vitamin C memiliki nama lain asam askorbat. Sesuai namanya, maka sifatnya asam dan pada orang tertentu bisa mempengaruhi kondisi asam lambung,” ujar dokter Iwan.
Rita ikut menambahkan ada baiknya bagi masyarakat yang mengalami keluhan asam lambung bisa mencari vitamin C dengan formula buffered atau yang sudah memiliki tambahan mineral sehingga vitamin C bisa aman dan nyaman bagi lambung.
Buffered vitamin C menjadi aman, karena asam askorbat murni yang terikat dengan mineral memiliki sifat netral karena pada dasarnya mineral merupakan basa yang bisa menetralkan asam tinggi.
“Jadi, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam, karena sifat mineral itu membasakan, sehingga terjadi keseimbangan asam basa di dalam lambung. Hal ini dimungkinkan berkat kecanggihan teknologi di bidang farmasi. Salah satunya sodium askorbat yang sering disebut buffered vitamin C. Jadi, walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung,” ujar Rita.
Hindari Vitamin C Bersoda dan Berpengawet
Bagi orang yang menderita asam lambung, selain menghindari kandungan asam askorbat murni untuk dikonsumsi hal lainnya yang perlu dihindari adalah soda maupun bahan pengawet pada sumplemen vitamin C dalam kemasan.
Penggunaan soda seringkali dibarengi dan dijumpai pada suplemen vitamin C, selain memberikan sensasi rasa dan menjadi variasi pada vitamin C rupanya soda dimasukan untuk mengawetkan kandungan vitamin C agar stabil.
Beberapa jenis soda yang ditambahkan di antaranya seperti sodium bikarbonat, sodium sitrat, maupun disodium fosfat.
“Jika itu yang ditambahkan, memang bisa saja mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu oleh orang tertentu, beberapa jurnal kesehatan mengatakan dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan,” ujar Rita yang juga Ketua dari Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA).
Beberapa keluhan yang dialami masyarakat usai mengonsumsi vitamin C dengan soda di dalamnya di antaranya seperti perut sembelit, perut kembung, diare, hingga lemas.
“Dari perspektif keseimbangan gizi, ini jelas mengganggu, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar. Dalam waktu tertentu ini bahkan berpengaruh pada kepadatan tulang, jadi perlu hati-hati mengonsumsinya,” tambahnya.
Terkait tambahan pengawet seperti ketiga mineral yang disebutkan di atas, Rita menjelaskan ada baiknya vitamin C itu dikonsumsi dengan kehati- hatian karena pengawet biasanya memicu vitamin C meningkatkan pH asam lambung atau Hcl di perut meningkat.
Dengan peningkatan asam lambung, otomatis vitamin C itu malah menjadi bahan yang sensitif bagi si penderita asam lambung.
Oleh karena itu perlu kehati-hatian yang tinggi sebelum mengonsumsinya.
“Memang mereka yang lambungnya sensitif akan lebih cepat terpicu dan merasakan keluhan. Secara publik, sebenarnya BPOM memang sudah menentukan dosis aman, tetapi kadang-kadang masyarakat mengonsumsi lebih dari keperluan, baik frekuensi maupun dosisnya. Padahal kandungan zat-zat tersebut juga kita dapat dari makanan lain. Intinya, konsumsi zat-zat seperti larutan soda dan pengawet tadi dalam waktu tertentu akan mempengaruhi kesehatan pencernaan dengan manifestasi klinis seperti disebutkan tadi,” ujar Rita.
Saran Konsumsi Vitamin C
Adapun untuk penderita asam lambung, saran terbaik untuk bisa mengonsumsi vitamin C sehingga bisa bermanfaat bagi tubuh ialah dengan tidak lupa makan terlebih dahulu sebelum minum suplemen.
Dengan demikian, saluran pencernaan tidak serta merta mengelola asam askorbat dan menyebabkan reaksi peningkatan asam lambung.
Selain itu ikuti anjuran dosis yang tertera pada kemasan agar tidak terjadi reaksi berlebihan.
Ada baiknya juga penderita asam lambung bisa mencari vitamin C yang memiliki sedikit campuran zat pengawet maupun zat pengikat lainnya agar aman bagi pencernaannya.
“Sebenarnya kan kita tidak memerlukan zat lain selain yang kita cari, apalagi jika ada efek negatif dari kelebihan kelebihan zat pengawet ataupun tambahan soda. Kemudian perhatikan juga dosisnya dan teknologi farmasi yang digunakan. Apakah keasamannya telah diolah agar lebih rendah. Itu semua perlu dipelajari agar kita bisa mengambil keputusan dengan tepat,” ujar Rita.
Tentunya mengonsumsi vitamin dari bahan alami seperti dari buah dan sayuran akan lebih baik lagi sehingga pencernaan penderita asam lambung bisa terhindar dari kumat.