Chicago (ANTARA) - Harga emas melonjak sekitar dua persen ke level tertinggi hampir satu bulan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), melanjutkan kenaikan sesi sebelumnya karena mundurnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengangkat permintaan terhadap logam mulia yang dianggap aman.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 35,4 dolar AS atau 2,01 persen menjadi ditutup pada 1.794,70 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (12/10/2021), emas berjangka terangkat 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.759,30 dolar AS.
Baca juga: Emas terangkat 3,6 dolar di tengah meningkatnya kekhawatiran inflasi
Emas berjangka terpangkas 1,7 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.755,70 dolar AS pada Senin (11/10/2021), setelah melemah 1,8 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.757,40 dolar AS pada Jumat (8/10/2021), dan turun 2,6 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.759,20 dolar AS pada Kamis (8/10/2021).
“Emas hanya mengikuti imbal hasil saat ini. Reaksi awal setelah data IHK (indeks harga konsumen) adalah lonjakan besar dalam imbal hasil, yang sekarang mulai memudar,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (13/10/2021) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran inflasi, naik 0,4 persen pada September, lebih tinggi dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,3 persen. Dalam 12 bulan hingga September, IHK AS meningkat 5,4 persen setelah naik 5,3 persen tahun-ke-tahun pada Agustus.
Emas pada awalnya memangkas kenaikannya karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik di atas 1,6 persen menyusul data yang menunjukkan harga konsumen AS meningkat secara solid pada September dan siap untuk kenaikan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Tetapi kemunduran berikutnya dalam imbal hasil, yang mengurangi peluang kerugian memegang emas tanpa bunga, mendorong reli yang kuat pada logam mulia.
Logam ini juga mendapat dukungan dari penurunan dolar dan kekhawatiran bahwa inflasi yang tinggi akan memukul pertumbuhan ekonomi global.
“Ekspektasi inflasi bercampur dengan kekhawatiran pertumbuhan global telah membuat banyak investor khawatir bahwa bisnis dan konsumen akan jauh lebih lemah di paruh kedua tahun 2022. Aliran safe-haven mulai datang ke arah emas,” Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.
Para bankir bank sentral AS memberi isyarat bahwa mereka dapat mulai mengurangi dukungan era krisis mereka untuk ekonomi pada pertengahan November, meskipun mereka tetap terbagi atas seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh inflasi yang tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga sebagai tanggapan, risalah dari pertemuan kebijakan mereka 21-22 September menunjukkan.
Sementara itu, sekelompok bank yang bermitra dengan London Metal Exchange yang meluncurkan emas dan perak berjangka pada 2017 bersiap untuk meninggalkan proyek tersebut setelah volume yang diharapkan tidak terealisasi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 65,6 sen atau 2,91 persen, menjadi ditutup pada 23,17 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 12,5 dolar AS atau 1,24 persen, menjadi ditutup pada 1.024,20 dolar AS per ounce.