Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan berpotensi melemah seiring potensi aksi ambil untung oleh para investor.
IHSG dibuka melemah 17,71 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.269,24. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,65 poin atau 0,41 persen ke posisi 891,03.
"IHSG kami perkirakan rawan terkoreksi mengikuti bursa global dan regional, serta adanya potensi aksi profit taking setelah kenaikan indeks kemarin. Namun kenaikan beberapa harga komoditas seperti CPO dan batu bara, menjadi momentum positif untuk saham-saham komoditas tersebut," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari dalam negeri, berdasarkan RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang dirilis kemarin, DPR menyetujui rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen pada 2022 dan 12 persen pada 2025.
Dari eksternal, bursa saham AS semalam ditutup melemah karena kekhawatiran investor terkait inflasi dan pemulihan ekonomi.
Klaim tunjangan pengangguran awal AS pada pekan yang berakhir 25 September 2021 lalu mencapai 362 ribu, naik dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 351 ribu dan lebih besar dari perkiraan konsensus sebesar 335 ribu.
Sementara itu, dari pasar komoditas ditutup beragam. Harga minyak Brent ditutup melemah menjadi 78,52 dolar AS per barel dan harga minyak WTI naik ke 75,03 dolar AS per barel.
Harga batu bara meningkat ke 218 dolar AS per ton, CPO naik 4.595 ringgit per ton, emas menguat 1.757 dolar AS per troy ons, timah melemah 33.277 dolar AS per ton, dan nikel 17.972 per ton.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 565,65 poin atau 1,92 persen ke 28.887,01 dan indeks Straits Times meningkat 34,24 poin atau 1,11 persen ke 3.052,64. Sementara bursa saham Hong Kong dan China ditutup libur memperingati hari kebangsaan.