Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sedikitnya lebih kurang 45 hektare (Ha) sawah sudah tanaman padi milik petani di Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) rusak akibat serangan hama tikus.
"Kondisi dua pekan ke belakang masih sekitar 34,5 Ha kerusakan padi petani dan meningkat, kini menjadi sudah 45 Ha," kata Petugas POPT-PHP Batang Angkola - Angkola Muaratais, Ali Husni, kepada ANTARA, Rabu (15/9).
Kerusakan tanaman padi akibat organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus lebih kurang 45 Ha itu yang mengalami rusak ringan lebih kurang 8,5 Ha, rusak sedang 30,5 Ha, rusak berat 4 hektare dan mengalami fuso 2 hektare.
Baca juga: Rusak padi sawah, belasan ribu hama tikus di Tapsel mati diburu
"Untuk wilayah Angkola Muaratais sendiri ada 1200 Ha terdapat potensi luas baku sawah yang sebagian besar masih tanam bahkan sudah panen," katanya.
Sebelumnya Koordinator BPP Huta Holbung, Angkola Muaratais, Erwin, mengatakan OPT tikus itu merupakan siklus lima tahunan. Mengantisipasinya sudah lebih dahulu mengajak masyarakat melakukan perburuan.
"Bersama kelompok tani, BPP, KTNA, PPL, POPT-PHP, masyarakat desa tua dan muda, unsur TNI sebelumnya sudah pernah turun melakukan perburuan dengan tradisional (pakai alat pukul dan cangkul)," jelasnya lebih jauh.
Baca juga: Perburuan hama tikus di Tapsel berlanjut, kali ini melibatkan TNI
Bahkan petani juga, kata Ali Husni, melakukan sanitasi dan pengumpanan upaya membasmi OPT tikus, sekaligus mengantispasi pertanian sawah berlokasi di Batang Angkola yang kosong pertanaman agar nantinya jauh dari serangan tikus itu.
"Bahkan Kepala Desa Pasir Matogu, Angkola Muaratais Iswandi Siregar sudah merogoh kantung Rp14 juta untuk membayar 14 ribu tikus hasil buruan masyarakat dengan rincian seribu rupiah per ekor," jelasnya.
Menurut Ali Husni, bahwa untuk dua Kecamatan Angkola Muaratais dan Kecamatan Batang Angkola saja memiliki luas baku sawah lebih kurang 2.689 Ha.
Sementara Kepala Desa Pasir Matogu, Angkola Muaratais Iswandi Siregar mengatakan, dibayarnya hama tikus seribu per ekor guna upaya menyelamatkan produksi pertanian sawah warganya dari hama tikus.
"Saat lahan sawah kosong sangat pas untuk melakukan perburuan hama tikus sehingga ketika benih padi di tanam nantinya, mudah-mudahan aman dari hama," harapnya.
Padi sawah rusak akibat hama tikus di Angkola Muaratais capai 45 Ha, ada fuso
Rabu, 15 September 2021 15:57 WIB 1826