New York (ANTARA) - Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah data menunjukkan kenaikan inflasi AS bulan lalu lebih lemah dari perkiraan, menciptakan ketidakpastian tentang waktu pengurangan pembelian aset (tapering) oleh Federal Reserve.
Beberapa pejabat Fed telah menyatakan bank sentral AS dapat mengurangi pembelian surat utang pada akhir tahun, tetapi mengatakan kenaikan suku bunga akhirnya tidak akan terjadi untuk beberapa waktu.
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada minggu depan, dengan investor tertarik untuk mengetahui apakah pengumuman tapering akan dibuat.
Tapering cenderung menguntungkan dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat menuju kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga berarti bank sentral akan membeli lebih sedikit aset utang, secara efektif mengurangi jumlah dolar yang beredar.
Data pada Selasa (14/9) menunjukkan indeks harga konsumen AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, naik tipis hanya 0,1 persen pada Agustus, menimbulkan keraguan tentang pengurangan pembelian aset tahun ini, beberapa analis mengatakan.
Kenaikan IHK inti Agustus juga merupakan kenaikan terkecil sejak Februari dan mengikuti kenaikan 0,3 persen pada Juli. IHK inti meningkat 4,0 persen pada basis tahun-ke-tahun setelah naik 4,3 persen pada Juli.
“Angka inflasi yang lebih lemah menyebabkan investor mendorong kembali taruhan bahwa Fed dapat bergerak lebih cepat untuk mengurangi pembelian obligasi. Melemahnya inflasi akan membuat The Fed tidak bersemangat untuk bergerak sebelum waktunya," kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.
Dia juga mengutip data indeks harga produsen (IHP) inti AS untuk Agustus yang dirilis minggu lalu, yang juga naik pada kecepatan yang lebih lambat. Tidak termasuk elemen makanan dan energi yang volatil, indeks harga produsen naik 0,3 persen bulan lalu, kenaikan terkecil sejak November lalu. Apa yang disebut IHP inti melonjak 0,9 persen pada Juli.
“Jadi bukti tampaknya menunjukkan bahwa puncak inflasi telah berlalu. Itu mengatakan, kemacetan rantai pasokan diperkirakan akan bertahan untuk sementara waktu sehingga tidak mungkin IHP atau IHK akan turun secara dramatis atau cepat,” tambah Cincotta.
Pada perdagangan sore, indeks dolar sedikit turun di 92,601, menjauh dari level tertinggi lebih dari dua minggu pada Senin (13/9). Euro datar terhadap dolar di 1,1807 dolar.
Selera risiko juga memburuk pada Selasa (14/9), dengan saham Wall Street turun sementara harga obligasi pemerintah AS naik tajam, mendorong imbal hasil lebih rendah.
Investor melihat inflasi yang melambat di masa lalu dan fokus pada ketidakpastian tentang pertumbuhan AS yang sekarang diselimuti oleh dampak ekonomi dari varian Delta.
Terhadap mata uang aman (safe-haven) franc Swiss, dolar turun 0,4 persen menjadi 0,9189 franc. Tehadap safe-haven lainnya, yen Jepang, dolar turun 0,4 persen menjadi 109,615 yen.
Dalam mata uang lainnya, dolar Australia jatuh ke level terendah dua minggu setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe melukiskan prospek kebijakan yang sangat dovish tanpa kenaikan suku bunga hingga 2024.
Dolar Aussie terakhir turun 0,7 persen pada 0,7319 dolar AS. Dalam mata uang kripto, Bitcoin terakhir naik 3,1 persen pada 46.400 dolar dan Ether berpindah tangan pada 3.344 dolar atau naik 1,9 persen.
Dolar jatuh setelah kenaikan inflasi AS lemah, mata uang aman naik
Rabu, 15 September 2021 7:13 WIB 651