Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan optimistis segera dapat melepaskan predikat kota metropolitan paling terjorok berdasarkan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2019.
"Predikat kota terjorok itu karena penilaian Adipura adalah kondisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) berbobot 60 persen," ucap Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan Husni di Medan, Kamis (2/9).
Saat ini, lanjut dia, penilaian Adipura dilakukan berdasarkan Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada).
Baca juga: Pemkot Medan minta KAI sosialisasi jalur layang Medan-Binjai
Dalam Jakstrada, kata dia, 30 persen di antaranya pengelolaan sampah dilakukan di hulu, sedangkan 70 persen lainnya di hilir.
"Pengelolaan sampah ini dibuat tata kelola hulu dan hilir. Jika Jakstrada bagus, maka kita memenuhi ambang batas penilaian. Sebab pengelolaan sampah di hulu menghilangkan 20 hingga 30 persen sampah," terangnya.
Selain itu, ia mengatakan, pengelolaan sampah terpadu juga terus dilakukan dari tingkat rumah tangga, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), hingga TPA.
"Pengelolaan sampah terpadu ini dilakukan untuk mengurangi sampah masyarakat sebelum diangkut ke TPA. Kita optimis, langkah-langkah terukur Pak Wali ini bisa membuat Kota Medan bersih dari sampah," ungkap Husni.
Ia juga menyebut pengelolaan sampah di TPA Terjun, Medan Marelan saat ini menggunakan sistem "sanitary landfill" dengan bioteknologi menunjukkan hasil yang signifikan.
"Gunungan sampah berkurang dan bau tidak sedap dari tumpukan sampah mulai berkurang. Gunungan sampah pertama sudah hilang dan kini memasuki gunungan sampah kedua," terang Husni.
Pemkot optimistis Medan keluar dari predikat kota terjorok
Jumat, 3 September 2021 0:37 WIB 2371