Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta kepada pasien COVID-19 yang mengalami gejala ringan maupun tanpa gejala agar menjalani isolasi mandiri di lokasi terpusat yang disediakan pemerintah.
"Sekarang bagi semua yang mengalami gejala ringan untuk diisolasi di fasilitas pemerintah atau isolasi terpusat," ujar dia dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Jumat(27/8).
Dia mengatakan isolasi di lokasi terpusat itu selain untuk meringankan beban dan kekhawatiran keluarga, juga memudahkan pemantauan perkembangan kondisi kesehatan pasien terkonfirmasi COVID-19.
Baca juga: WNI belum dapat kunjungi Arab Saudi meski vaksin Sinovac telah diakui
Apabila sewaktu-waktu gejala yang dialami pasien bergerak ke arah gejala sedang maupun berat, kata dia, dapat langsung mendapatkan tindakan medis sehingga pasien bisa diselamatkan.
"Memudahkan perkembangan kondisi kesehatan terkonfirmasi positif terpantau, sehingga apabila bergerak ke kondisi gejala sedang atau berat tindakan medis akan jauh cepat dilakukan," kata dia.
Upaya penanganan di lokasi isolasi terpusat ini diambil demi mencegah dan memutus rantai penularan klaster perumahan akibat isolasi mandiri yang tidak disiplin.
Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan puluhan ribu lokasi isolasi terpusat di Jawa dan Bali, sedangkan untuk luar Pulau Jawa dan Bali jumlahnya sekitar 40 ribu.
Maka dari itu, Reisa mendorong pasien positif dapat memanfaatkan setiap fasilitas yang telah disiapkan.
"Sekitar 40 ribu di luar Jawa dan Bali termasuk berupa isoter terapung di kapal Pelni. Sebelumnya sudah ada gerbong kereta api yang disediakan di Madiun," kata dia.
Pemerintah minta pasien gejala ringan isolasi di lokasi terpusat
Jumat, 27 Agustus 2021 18:22 WIB 891