Madina (ANTARA) - Warga beberapa desa yang terdampak banjir di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara mengeluhkan lambatnya penanganan pemerintah pascabanjir yang melanda wilayah itu pada Jumat (13/4).
Hingga hari keenam pascabencana banjir para warga yang terdampak akibat banjir tersebut mengaku belum mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah.
Padahal, akibat banjir itu telah mengakibatkan jembatan rusak dan saluran anak sungai dipenuhi oleh material banjir sehingga membuat sungai menjadi dangkal serta puluhan rumah mengalami rusak ringan.
Akibat mendangkalnya sungai tersebut para warga khususnya yang bermukim di sepanjang bantaran sungai tersebut kini menjadi resah karena takut terjadi banjir susulan.
“Kalau bantuan sama sekali belum ada yang diterima warga, bantuan sembako dan sebagainya sama sekali belum ada," ujar Kepala Desa Sihepeng I, Edi Hariyanto, Rabu (18/8).
Baca juga: Atika ajak Pers aktif edukasi masyarakat
Kades menyebut, akibat banjir itu juga telah mengakibatkan dua unit rumah rusak berat dan sekitar 50 rumah warga mengalami rusak ringan.
"Setiap hari selalu turun hujan sedangkan jembatan bekas banjir yang kemarin belum diperbaiki, kami takut apabila tidak segera diperbaiki pasti terjadi banjir lagi,” ungkap Rina, warga setempat.
Atas kondisi ini para warga mengharapkan kepada pemerintah agar segera melakukan pengerukan sungai yang ada di desa itu sehingga warga bisa menjadi tenang.
Sementara itu, Camat Siabu, Ali Himsar Nasution mengaku sudah menyampaikan laporannya kepada Pemerintah Kabupaten Madina untuk penanganan pasca banjir yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Siabu itu.
“Kami sudah membuat laporan sejak kemarin agar diturunkan alat berat menangani paska banjir, karena ada dua unit jembatan di Sihepeng yang mengalami kerusakan. Tentu saja warga khawatir karena setiap hari turun hujan,” sebutnya
Diberitakan sebelumnya, ada empat desa yang terkena dampak banjir tersebut adalah Desa Hutapuli, Hutaraja, Sibaruang, dan Desa Sihepeng Sada.
Peristiwa banjir ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang melanda kecamatan itu dalam beberapa hari terakhir sehingga mengakibatkan anak sungai di Desa Sibaruang meluap, ditambah lagi dengan drainase di sepanjang jalan protokol lintas Sumatera Desa Hutapuli tersumbat.
Akibat banjir tersebut mengakibatkan ratusan warga terpaksa mengungsi kerumah kerabat karena pemukiman penduduk terendam banjir.
Ketinggian air mencapai 60 cm. Data sementara ada 210 rumah yang terendam, dan seratusan keluarga terpaksa mengungsi, sedangkan korban jiwa tidak ada.