Tapanuli Selatan (ANTARA) - Penjualan kopi yang dikelola PDM (Pesantren Darul Mursyid) Coffe Tapanuli Selatan (Tapsel) jauh menurun mencapai 50 persen, dampak pemberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
"Penurunan omset cukup drastis mencapai 50 persen setelah mulai adanya PPKM sejumlah daerah," kata Wakil Direktur Bidang Pengembangan Usaha PDM Coffee, Suryadi, kepada ANTARA di Sipirok, Sabtu (24/7).
Adanya PPKM untuk mencegah penyebaran COVID-19, lanjut dia, berdampak pada sejumlah pelaku usaha atau pelanggan kopi PDM dan banyak yang terpaksa tutup.
Baca juga: PDM Coffee Tapsel wakili Sumut lelang kopi Internasional di Singapore
"Sehingga kondisi itu memaksa sejumlah pengusaha kafe selaku pelanggan baik di Medan, Pekan Baru, Jakarta, Kalimantan bahkan Padang Sidempuan sementara waktu stop order hingga normal kembali," katanya.
Alasan pengusaha, kata Suryadi, aktivitas pengusaha untuk berusaha membuka kafe terasa kurang nyaman akibat adanya pembatasan waktu pelanggan dengan diterapkannya PPKM untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Sedihnya lagi, sejumlah pengusaha pelanggan kopi PDM berbagai wilayah ada juga yang merumahkan karyawannya. Alasan pengusaha, lanjut Suryadi, sepi pengunjung dan berpengaruh terhadap penggajian.
"Sebelum PPKM rata-rata penjualan produksi PDM Coffee yang memiliki 9 varian salam perbulannya bisa mencapai di atas Rp50 juta, tetapi semasa PPKM dikisaran Rp20-25 juta sebulan," kata Ricky Hasibuan, bagian pemasaran kopi produk PDM menambahkan.
Keduanya, Suryadi dan Ricky lebih jauh berharap dan mendoakan agar situasi dan kondisi COVID-19 cepat berlalu agar roda perekonomian masyarakat dapat berjalan normal termasuk produksi PDM Coffee yang beralamat di Sidapdap Simanosor Julu,Kecamatan SD.Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.