Medan (ANTARA) - Stok daging kerbau beku impor Bulog Sumut mulai menipis atau tinggal 5,70 ton didorong tingginya permintaan konsumen.
"Sejak masuk tambahan stok sebanyak 14 ton pada 20 Juni dan kemudian dipasarkan mulai 22 Juni, permintaan konsumen terus banyak," ujar Pemimpin Wilayah Sumut Perum Bulog, Arif Mandu, di Medan, Jumat (2/7).
Akibat permintaan yang terus banyak, stok daging kerbau beku di gudang Bulog Sumut hingga posisi 2 Juli tinggal 5,70 ton.
Baca juga: Bulog Sumut masih tunggu pasokan tepung terigu dari pusat
Stok itu bahkan diperkirakan bakal cepat habis karena persediaan di pusat penjualan mitra Bulog juga diinformasikan menipis atau hanya tinggal 1,02 ton.
Apalagi, ujar Arif Mandu, ada momentum Idul Adha yang biasanya permintaan daging dan ayam naik sebelum hari H.
"Bulog Sumut bersiap lagi meminta tambahan pasokan ke kantor pusat. Meski pun diakui pasokan dari India terhambat akibat adanya pandemi COVID-19," katanya.
Baca juga: Bulog Sumut perkuat stok minyak goreng untuk kebutuhan Idul Adha
Bulog Sumut berharap stok daging kerbau beku itu tidak sempat kosong seperti yang terjadi sebelumnya agar bisa terus memenuhi permintaan konsumen.
Menurut Arif, permintaan daging kerbau beku impor itu terus menguat baik dari rumah makan, restoran dan konsumen rumah tangga.
Masyarakat atau konsumen, ujar Arif Mandu, sudah semakin mengetahui soal daging kerbau beku impor itu. Apalagi, selain kualitas terjaga, harganya lebih murah dari harga sapi segar yang selama ini menjadi andalan.
Harga jual daging kerbau beku impor sebesar Rp80.000 per kg, sementara daging sapi segar berkisar Rp120.000-an per kg.