Jakarta (ANTARA) - Setelah berjuang di tengah pandemi selama 2020, Volvo mengawali 2021 dengan menggembirakan karena penjualannya pada Januari naik 30,2 persen ditopang pertumbuhan di China, Eropa, juga Amerika Serikat.
Penjualan global naik 30,2 persen menjadi 59.588 unit mobil, didorong oleh kinerja tahun-ke-tahun yang kuat di China di mana perusahaan lebih dari sekadar memulihkan kerugian dari penutupan COVID-19 sebelumnya, kata Volvo dalam laporan kinerja Januari 2021, dikutip Jumat.
Baca juga: "Perang" truk listrik
Kinerja Volvo pada Januari terbesar dikontribusi oleh jajaran mobil sport utility (SUV) yang mengambil porsi hingga 71 persen dari keseluruhan volume, sedangkan popularitas lini mobil listriknya juga meningkat.
Selama Januari, penjualan kendaraan listrik Volvo di bawah unit Rechange diklaim naik dua kalil lipat tahun ke tahun, mewakili 23 persen dari total volume penjualan.
Di China, penjualan tumbuh 91,3 persen menjadi 19.160 mobil di bulan Januari, karena pasar terbesar Volvo Cars ini telah pulih dari penurunan penjualan terkait pandemi di bulan pertama tahun lalu.
Kenaikan penjualan di China dibantu oleh permintaan pasar yang kuat secara keseluruhan, tetapi juga didorong oleh peningkatan penjualan SUV kompak XC40 dan sedan S60.
Penjualan Volvo di AS mencapai 8.151 unit mobil pada Januari, meningkat 32,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan model terlaris SUV XC90.
Penjualan di Eropa untuk bulan tersebut meningkat 9,0 persen menjadi 24.857 unit, dibantu oleh kinerja yang kuat di pasar utama seperti Swedia, Jerman, dan Belanda.
Mobil listrik mencatatkan 41 persen dari total penjualan Volvo di Eropa.
Secara keseluruhan, pada Januari 2021, XC40 menjadi model terlaris dengan 17.770 unit terjual (2020: 10.802 unit), diikuti oleh XC60 dengan 17.053 unit (2020: 13.353 unit), dan XC90 dengan 7.564 unit (2020: 6.902 unit).