Jakarta (ANTARA) - Tim SAR Gabungan memperluas area pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada hari ketujuh operasi pencarian.
"Pencarian lewat udara tetap kita lakukan dengan area yang diperluas," kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigjen TNI (Mar) Rasman di Dermaga 2 JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (15/1).
Baca juga: Tim SAR kembali temukan 16 kantong bagian tubuh korban pesawat SJ 182
Pencarian di udara oleh Search Rescue Unit (SRU) Udara rencananya dilakukan dalam tiga sektor seluas 222 nautical mile (NM2) di sekitar Kepulauan Seribu.
Adapun di sektor pertama pada ketinggian sekitar 1.000 kaki dengan mengerahkan Helikopter Basarnas HR-1301, selanjutnya sektor kedua oleh Polisi Udara di ketinggian 1.500 kaki dan sektor ketiga oleh TNI pada ketinggian 1.000 kaki.
Menurut dia, perluasan pencarian lewat udara itu, mengingat operasi pencarian memasuki hari ketujuh yang diperkirakan korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 terbawa arus menjauh dari titik di sekitar perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu.
Tak hanya di udara, perluasan area pencarian juga dilakukan untuk sektor di atas permukaan dengan menggeser ke arah pantai, terutama di pesisir pulau-pulau besar di sekitar Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Selain itu, perluasan pencarian juga mengarah ke sekitar Pulau Bokor, Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Seribu.
"Walau sama di enam sektor, khusus (pencarian) di atas permukaan saya geser sedikit ke arah pantai. Kenapa? Karena angin dari kemarin itu dari barat ke selatan, sehingga kalau ada yang hanyut itu bergeser ke arah pesisir pulau besar terutama sekitar Tanjung Kait," tuturnya.
Hingga hari keenam pencarian korban dan puing SJ-182 pada Kamis (14/01) pukul 20.00 WIB, Tim SAR Gabungan mengevakuasi bagian tubuh korban dalam 239 kantong, serpihan kecil pesawat 40 kantong dan potongan besar pesawat 33 kantong.
Tim SAR gabungan juga sudah menemukan satu bagian dari kotak hitam SJ-182, yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan pada 12 Januari 2021 pukul 14.00 WIB.
Selain mencari korban dan puing SJ-182, Tim SAR juga fokus mencari rekaman percakapan di kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR).
"Kapal yang punya kemampuan sonar KRI Rigel dan Baruna Jaya lebih konsentrasi pada pencarian CVR dan puing skala besar," katanya.