Jakarta (ANTARA) - Tim pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR) akan meluaskan pencarian lewat udara pesawat Sriwijaya Air SJ-182 karena terdapat kemungkinan serpihan dari pesawat tersebut yang terbawa arus.
“Untuk kegiatan udara itu kita tetap melaksanakan pemantauan lewat udara dengan areal yang kita perluas, karena kemungkinan kalau ada benda-benda atau barang-barang atau objek yang menjadi pencarian yang ada di permukaan itu bisa dipantau,” kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Rasman MS dalam konferensi pers di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa (11/1).
Baca juga: Tim SAR gabungan hari ini fokus cari kotak hitam Sriwijaya Air
Rasman menegaskan dengan pencarian sudah memasuki hari ketiga maka besar kemungkinan pergerakan objek sudah mulai menjauh dari titik lokasi yang diperkirakan menjadi jatuhnya pesawat tersebut, yaitu di perairan Pulau Laki dan Lancang di Kepulauan Seribu, Jakarta.
“Itu kita bagi dalam sembilan sektor,” tambah Rasman.
Selain pencarian udara, tim juga melanjutkan pencarian laut dengan metode yang sama dalam tiga terakhir yaitu penyusuran di permukaan maupun pencarian di dasar dengan menyelam.
Pencarian di laut sendiri tetap dibagi menjadi enam sektor, dengan harapan penemuan kotak hitam atau black box semakin besar mengingat tim sudah menemukan potongan besar pesawat jurusan Jakarta-Pontianak itu.
“Kami membuat perencanaan areal untuk operasinya di dalam enam sektor. Dari enam sektor itu kita maksimalkan khusus untuk mencari black box,” ujarnya.
Untuk pencarian black box menggunakan beberapa kapal seperti KRI Rigel, Kapal Baruna Jaya dan kapal riset ARA dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Harapannya, ujar Rasman, dengan kapal yang memiliki peralatan mendeteksi bawah laut maka dapat dimaksimalkan untuk pencarian kotak hitam apalagi didukung dengan cuaca yang cukup baik.
“Tim kita yang di lapangan diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan baik,” ucapnya.*