Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang aluminium, PT Inalum, menandatangani kontrak bisnis berupa lisensi teknologi dengan Emirates Global Aluminium (EGA), perusahaan aluminium terbesar di Uni Emirat Arab (UAE).
"Ini langkah maju yang menunjukkan kedua belah pihak sedang membangun kepercayaan," kata Duta Besar RI untuk UAE Husin Bagis dalam keterangan KBRI Abu Dhabi yang diterima di Jakarta, Senin.
Kontrak lisensi teknologi yang baru ditandatangani ini merupakan tes awal untuk optimasi tungku smelter Inalum di Batubara, Sumatera Utara, disertai dengan kesepakatan penempatan personil EGA di Inalum.
Baca juga: Inalum raih penghargaan dari Kementerian LHK
Lebih lanjut, Dubes Bagis menyebut bahwa melalui kemitraan ini dapat ditindaklanjuti dengan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang bernilai total mencapai 800 juta dolar AS (sekitar Rp11,4 triliun).
"Kami sudah perintahkan tim untuk membantu Inalum agar mendapat kemanfaatan yang optimal dalam kerja sama yang akan dilakukan," kata Bagis.
Di samping EGA, tercatat ada enam perusahaan lain asal UAE yang turut serta dalam Indonesia-UAE Week 2020--menunjukkan "minat perusahaan-perusahaan UAE untuk melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia cukup tinggi, kendati di masa pandemi."
Penandatanganan kontrak Inalum-EGA menjadi penutup acara yang berlangsung pada 15 hingga 21 Desember itu. Sedangkan kontraknya merupakan tindak lanjut dari perjanjian bisnis kedua perusahaan yang disepakati pada awal tahun ini.