Medan (ANTARA) - Sebagian besar konsumen tidak menyadari bahwa apa yang kita konsumsi memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan. Faktor-faktor seperti bagaimana bahan dalam makanan tersebut ditanam, diolah, dikemas, diangkut, dan dijual semuanya mempengaruhi seberapa besar dampak yang ditimbulkan bagi planet kita.
Margarin dan mentega merupakan dua buah produk yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Bagaimana dampak lingkungan yang ditimbulkan secara langsung maupun tidak langsung dari proses produksi kedua bahan makanan ini?
Tahap pertanian menimbulkan dampak terbesar bagi lingkungan
Setiap tahap dalam rantai pasok makanan memiliki dampak terhadap lingkungan, dan pada sebagian besar makanan, tahap pertanian menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar. Tahapan lain, seperti pengemasan dan pengangkutan, memiliki kontribusi emisi yang relatif lebih rendah. Dalam kasus margarin versus mentega, tahap pertanian dalam bentuk menanam biji tanaman bahan pembuat minyak dan kegiatan perkebunan terkait pembuatan margarin menghasilkan emisi GRK yang jauh lebih kecil dibanding proses produksi susu sapi guna menghasilkan mentega.
Hal ini umumnya berlaku untuk semua produk makanan hewani, yang cenderung menghasilkan jejak karbon lebih besar, membutuhkan lebih banyak energi, dan menggunakan lebih banyak lahan daripada produk makanan nabati.
Dalam penilaian komparatif siklus hidup margarin dan mentega yang dikonsumsi di Inggris, Jerman, dan Prancis, margarin terbukti mengeluarkan seperenam jumlah karbon dioksida, membutuhkan energi hingga 50 persen lebih sedikit, dan menggunakan sekitar setengah luas lahan jika dibandingkan dengan proses produksi mentega.
Proses produksi margarin juga cenderung lebih tidak mencemari udara, tanah, dan air melalui pengasaman dan eutrofikasi dibanding produksi mentega. Dalam studi yang sama, produksi mentega terbukti memiliki kontribusi setidaknya dua kali lebih besar dalam potensi pengasaman dan eutrofikasi daripada produksi margarin.
Untuk membantu memahami lebih jauh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produksi margarin dan mentega, berikut ini adalah infografisnya:
Margarin berbahan dasar minyak kelapa sawit
Margarin dapat dibuat dari berbagai jenis minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, biji rapa, dan jagung. Di tingkat perkebunan, ketika menggunakan minyak kelapa sawit yang diproduksi secara berkelanjutan untuk membuat margarin, dibutuhkan lahan yang jauh lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama dibanding jenis tanaman penghasil minyak lainnya. Hal ini semakin mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Sinar Mas Agribusiness and Food memproduksi margarin FILMA dan Palmboom melalui proses berkelanjutan, bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Semua dimulai dari perkebunan yakni menanam benih kelapa sawit pilihan, memanen dengan praktik-praktik agronomi terbaik, mengolahnya , mendistribusikan hingga menjadi produk akhir yang dapat ditemukan di berbagai etalase toko.
Dalam hal mengurangi dampak yang konsumen timbulkan terhadap lingkungan berdasarkan makanan yang dikonsumsi, margarin jelas merupakan pilihan yang jauh lebih cerdas dibanding mentega. Oleh karena itu, ketika membuat sarapan setangkup roti dan secangkir kopi, kita dapat lebih bijak mempertimbangkan kembali untuk menggunakan margarin ketimbang mentega serta krim tanpa susu saat membuatnya.