Jakarta (ANTARA) - Edinson Cavani telah membuktikan mengapa dirinya diganjar kontrak dua tahun oleh Manchester United ketika membawa timnya berbalik menang padahal sudah tertinggal 0-2 saat melawan Southampton akhir pekan lalu.
Pemain berusia 33 tahun itu masuk lapangan sebagai pemain cadangan saat United tertinggal 0-2 guna mencetak dua gol dan merancang satu gol lainnya yang dicetak Bruno Fernandes.
Tetapi sukses itu dirusak oleh kemungkinan Cavani terkena larangan sementara bermain di Liga Inggris gara-gara postingan gegabah dia di media sosial. Dia menulis kata dalam bahasa Spanyol "negrito" yang berarti si kulit hitam kecil saat berterima kasih kepada seorang temannya yang memberikan ucapan selamat kepada dia.
Baca juga: Undian Piala FA: Arsenal dijajal Newcastle, Spurs lawan Marine
Namun, Cavani akan siap turun dalam reuni dengan Paris Saint-Germain dalam laga Liga Champions Kamis dini hari lusa yang menjadi kesempatannya membalaskan dendam karena telah disingkirkan sang juara liga Prancis.
Pencetak gol terbanyak PSG sepanjang masa itu dibiarkan hengkang dengan status bebas transfer ketika kontraknya berakhir Juni dan dibiarkan menggantung ketika klub Paris itu mencapai final Liga Champions untuk pertama kalinya Agustus silam.
Dia memanjakan dirinya di kampung halamannya di Uruguay sampai United memanggil dia pada hari-hari terakhir jendela transfer Oktober dengan kesepakatan senilai 210.000 pound atau Rp3,9 miliar per pekan.
Tujuh bulan absen dari lapangan rumput membuat Cavani membutuhkan waktu untuk bermain bagus bagi Manchester sampai kemudian dampaknya terasa sekali saat melawan Southampton. Dalam laga ini dia memamerkan naluri predatornya di dalam kotak penalti lawan sehingga membuat pasukan Ole Gunnar Solskjaer terlihat mengerikan di depan gawang.
"Edinson sudah sangat berpengalaman dan telah mencetak begitu banyak gol dan bermain sepak bola begitu lama. Dia sering berada di antara posisi-posisi itu, dia sudah menyaksikan pertandingan ini sebelumnya, dia telah mencetak gol seperti itu sebelumnya," kata Solksjaer seperti dikutip AFP.
"Memiliki titik api kotak penalti adalah penting bagi kami, kami belum benar-benar memilikinya sejak Romelu (Lukaku) pergi. Anthony (Martial), Marcus (Rashford), Mason (Greenwood), adalah tipe penyerang yang berbeda. Dia memberi kami keseimbangan dan perpaduan yang hebat. Kami ingin menggabungkannya dan Edinson memiliki pengaruh besar," sambung Solksjaer.
Cavani hanya sekali diturunkan sebagai starter selama ditangani Solskjaer saat mengalahkan Istanbul Basaksehir 4-1 pekan lalu. Tetapi bukan hal mustahil dia kini menjadi pilihan utama Solksjaer, termasuk saat melawan PSG nanti yang berselisih tiga poin di belakang pasukan Solskjaer dan akan tersingkir jika kalah lagi melawan United.
Bagi Cavani sendiri, menyingkirkan Neymar, Kylian Mbappe dan Mauro Icardi yang merampas tempatnya di Parc des Princes, dari kompetisi elite Eropa, bakal menjadi pembalasan manis untuk Cavani terhadap perlakuan PSG kepada dia.
Orang tua Cavani mengeluh PSG tidak menunjukkan rasa hormat yang semestinya didapatkan Cavani ketika waktu bermainnya di bawah Thomas Tuchel berkurang drastis setelah Icardi datang musim panas lalu.
Tuchel sendiri mendapatkan sorotan di tengah bertambahnya ketidakpuasan atas penampilan PSG di dalam dan luar negeri bekalangan ini.