Karo (ANTARA) - PT. Tirta Sibayakindo berkolaborasi dengan PT. Geothermal Pertamina Energy Area Sibayak bersama dengan mitranya melakukan monitoring bersama dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait untuk Program Pelatihan Kerajinan Bambu di Lembah Sibayak, Selasa (24/11).
Stakeholder Relation Manager, Esron Siringoringo selaku didamping CSR Coordinator PT. Tirta Sibayakindo, Darmadi, ST mengatakan program pelatihan kerajinan bambu ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam menghasilkan produk kerajinan bambu yang memiliki nilai jual.
Program Pelatihan Kerajinan bambu diikuti oleh 11 orang peserta dari Desa Semangat Gunung dan Doulu yang dilakukan pelatihan sebanyak 25 kali sejak pelaksanaan kick off program yang dilakukan September 2020 maka menurut Esron dipandang perlu untuk melakukan monitoring program untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan dari pelatihan kerajinan bambu yang sudah dilakukan selama ini.
Beberapa hal yang didapat dari monitoring antara lain bawah peserta pelatihan telah mampu menghasilkan 15 produk kerajinan bambu sesuai dengan target yang diharapkan diawal perencanaan kegiatan pelatihan.
Peserta juga merasakan dampak yang positif dari pelatihan ini karena memanfaatkan sumber daya lokal yang ada disekitar mereka. Kemampuan peserta diasah untuk tekun dan serius dari hal yang terkecil untuk menghasilkan produk kerajinan bambu yang terbaik.
Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Apalagi bahan baku bambu. banyak terdapat di sekitar tempat tinggal masyarakat di Lembah Sibayak
Hal serupa juga disampaikan oleh Ryan Dwi Gustianda selaku Sr. Supv. Operation & HSSE PT. PGE Area Sibayak bahwa program ini diharapkan memiliki keberlanjutan dan mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi di Lembah Sibayak.
Selain mendukung peningkatan kapasitas peserta dalam menghasilkan produk, bentuk dukungan lain yang akan diberikan oleh PT. PGE Area Sibayak dan PT.TSI untuk kegiatan ini adalah penyediaan sanggar sebagai tempat/wadah bagi peserta untuk memproduksi hasil karya dari kerajinan bambu di Lembah Sibayak.
Koordinator Program Yayasan CFK, Lastiur Banjarnahor menyatakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk selanjutnya adalah mendorong peserta untuk membentuk kelompok usaha kerajinan bambu serta meningkatkan kapasitas peserta dalam perencanaan bisnis dan pengorganisasian kelompok.
Harapan selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas peserta agar mampu menjadi trainer dengan konsep ToT (Training of Trainer).
Stakeholders yang hadir dalam monitoring program antara lain Camat Merdeka, Oberlin Sembiring-Camat Merdeka beserta stafnya, Drs. Edison Karo-karo, Msi – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo, Ir. Adison Sebayang M.MA - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan KUKM Kabupaten Karo beserta stafnya, Darmadi, ST CSR Coordinator PT. Tirta Sibayakindo dan Pak Ryan Dwi Gustianda-selaku Sr. Supv. Operation & HSSE PT. PGE Area Sibayak.
Stakeholders yang hadir menyampaikan dukungannya atas kegiatan pelatihan kerajinan bambu dan siap untuk terlibat dalam program selanjutnya.
Disamping itu peserta juga sangat mengapresiasi dan ucapan terimakasih kepada PT. Tirta Sibayakindo (AQUA) dan PT. Geothermal Pertamina Energy (PGE) area Sibayak yang telah memberikan pelatihan kerajinan bambu yang sangat bermanfaat bagi mereka.
Di akhir kegiatan monitoring program dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan kepada seluruh peserta pelatihan. Berita acara hasil monitoring dan rencana tindak lanjutnya juga dibuat dan ditanda tangani langsung oleh stakeholders yang hadir saat itu.
Setelah kegiatan monitoring program selesai, peserta pelatihan yang didampingi oleh pelatih dan CFK melanjutkan kegiatan yaitu memasarkan produk ke Pajak buah, toko souvernir yang ada di Berastagi dan Ke Dewan kerajinan Nasional Kab Karo.