Tapanuli Selatan (ANTARA) - Petani di Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya di Desa Bulu Gading, Kecamatan Sayur Matinggi mulai mengembangkan budidaya buah pepaya.
"Dibanding sayur mayur hasil panen pepaya lebih menjanjikan," kata Ali Imran petani pepaya madu Bulu Gading kepada ANTARA, Rabu (25/11).
Sekarang, dari hasil kebun pepayanya yang tidak lebih kurang seperempat hektare itu, Ia sudah bisa meraup penghasilan 4 juta per minggu.
Baca juga: KPU Tapsel: Ada hal baru dalam pelaksanaan Pilkada 2020 ditengah pandemi
"Hasil panen pepaya dalam per minggunya lebih kurang 2 ton dan dihargai oleh pengepul Rp2 ribu per kilogramnya," ucapnya.
Penghasilan penjualan pepayanya itu bisa meningkat 50 persen ketika pada bulan puasa dan saat lebaran Idul Fitri.
"Bila saat puasa harga penjualan pepaya per kilogramnya bisa mencapai Rp3 ribu - Rp3,5/kilo," sebutnya.
Menurutnya, dengan luasan lahan yang sama dengan menanam sayur mayur selama ini hasil pepaya sudah dirasakan setahun lebih belakangan ini lebih berpotensi.
Menurut Parmintaan, warga Desa Silaiya, Kecamatan Sayur Matinggi juga anggota pengepul mengatakan, pepaya-pepaya madu Bulu Gading dan sekitarnya itu diangkut dan dijual kesejumlah daerah setiap minggunya.
"Permintaan pasarnya sudah jelas seperti Medan, Pekan Baru, Padang Sidempuan, Mandailing Natal dan lainnya," terangnya.
Ali Imran lebih jauh menambahkan bahwa sejumlah petani Bulu Gading sudah mulai ekspansi ke petani pepaya, karena dinilai menjanjikan.
"Apalagi belakangan harga karet yang rendah sangat berpengaruh ke pendapatan petani. Sebagian petani sudah mereplanting karetnya untuk tanaman muda, termasuk pepaya," kata Ali.
Lupakan sayur mayur, petani Tapsel mulai budidaya pepaya
Rabu, 25 November 2020 9:18 WIB 2218