Nairobi (ANTARA) - Kelompok bersenjata di Ethiopia barat menewaskan sedikitnya 34 orang dalam serangan bus pada Sabtu (14/11) malam, menurut badan HAM nasional pada Minggu (15/11).
Serangan terjadi saat kekhawatiran ketidakamanan muncul di tengah kampanye militer di wilayah utara.
Komisi HAM Ethiopia mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan bertambah, setelah apa yang disebut serangan "mengerikan" terhadap bus penumpang di kawasan Benishangul-Gumuz.
Menurutnya, terdapat laporan serangan "serupa", dan masyarakat menyelamatkan diri dari kekerasan tersebut, di tempat lain di kawasan itu.
Baca juga: Israel bunuh 46 wartawan Palestina sejak tahun 2000
"Serangan terbaru itu merupakan penambahan suram dari korban jiwa yang kami tanggung secara kolektif," kata kepala Komisi HAM, Daniel Bekele, melalui pernyataan.
Ia mendesak otoritas regional dan federal agar mengoordinasikan sebuah strategi untuk Benishangul-Gumuz terkait serangan "tiada akhir" di wilayah tersebut.
Sejumlah pria bersenjata menewaskan 45 orang di kawasan yang sama pada September, menurut pemerintah Ethiopia.
Kekerasan itu terjadi di tengah perang 12 hari antara pemerintah Ethiopia dan kawasan Tigray di sebelah utara negara tersebut. Para pakar berpendapat bahwa konflik berpotensi memicu kelompok etnik lain untuk mengeksploitasi kekacauan guna mendorong otonomi yang lebih besar.
Sumber: Reuters