Langkat (ANTARA) - Pasca penutupan posko pencarian ketiga anak yang hilang di Salapian Langkat, masih terus saja warga berdatangan dari jauh ke lokasi kejadian.
Hal itu disampaikan Kepala Dusun Enam Pulka Musdi, di Pulka Naman Jahe, Senin (2/11).
Perkampungan yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) Perkebunan Tanjung Keliling Langkat itu, sekarang menjadi begitu terkenal, karena didatangi banyak warga dari berbagai daerah.
Baca juga: Polisi bersama warga masih terus mencari ketiga anak hilang di Salapian Langkat
Hal ini dikarenakan kampung yang dulunya sepi itu, telah menjadi "heboh" dikarenakan adanya tiga anak yang hilang secara misterius hingga kini belum ditemukan.
Ketiga anak yang hilang itu Yogi, Nizam dan Alfisa semuanya berusia tujuh tahun.
Musdi menjelaskan di Dusun Enam Pulka ini ada sebanyak 78 kepala keluarga yang tinggal, dimana mayoritas warganya bersuku Jawa dan bekerja sebagai petani.
Dikatakan, sebelumnya memang ada warga yang pernah hilang mencari rumput pada sore hari, namun paginya sudah kembali. Sedangkan kasus tiga anak hilang ini atau dibawa makhljk gaib belum pernah terjadi di dusun ini, katanya.
Ramainya warga yang datang kesana, kini penduduk setempat merasa terganggu, terutama orang tua korban, jadi posko pencarian anak kami tutup semetara.
Untuk warga, relawan, petugas kepolisian, TNI, tetap melakukan pencarian tanpa batas.
Hingga hari ini ketiga anak yang hilang itu belum juga ditemukan dan belum ada bukti dan tanda-tanda keberadaan ketiga anak tersebut, sehingga pencarian masih terus dilanjutkan.
Pasca penutupan posko tiga anak hilang Langkat, warga masih berdatangan
Senin, 2 November 2020 9:14 WIB 2519