Medan (ANTARA) - Pelancongan Malaysia masih tetap beroperasi normal di Medan karena menilai potensi wisatawan dari Sumatera Utara tetap besar usai pandemi COVID-19.
"Pelancongan Malaysia di Medan masih beroperasi seperti biasa, walau kunjungan wisatawan Sumut ke Malaysia dan sebaliknya anjlok akibat pandemi COVID-19," ujar Konsul Pelancongan Malaysia di Medan, Hishamuddin Mustafa di Medan, Minggu (27/9).
Menurut dia, berbagai kegiatan tetap dilakukan walau dengan webinar untuk menghindari penyebaran COVID-19.
Dia menegaskan, hubungan baik antara Malaysia-Indonesia khususnya dalam sektor pariwisata harus tetap terjaga.
Baca juga: Jumlah wisman di Sumatera Utara terus bergerak naik
"Dengan terjaga, maka saat usai pandemi COVID, jumlah pelancong (wisatawan) ke Malaysia dan ke Sumut bisa langsung segera membaik," kata Konsul Pelancongan Malaysia itu.
Apalagi, katanya, Sumut tetap menjadi satu dari lima provinsi di Sumatera yang diincar pelaku industri pariwisata Malaysia untuk berinvestasi atau menjaring wisatawan.
Hishamuddin Mustafa mengakui, Pemerintah Malaysia masih memberlakukan larangan bagi warganya untuk pergi ke beberapa negara dan melarang warga asing seperti Indonesia masuk ke Malaysia hingga 31 Desember 2020.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Karo dikhawatirkan turun akibat erupsi Sinabung
"Dengan larangan masuk, kunjungan Wisatawan Indonesia ke Malaysia, tinggal sekitar 500 ribu selama Januari hingga 18 Maret 2020,"katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengungkapkan, kunjungan wisatawan Malaysia ke Sumut periode Januari-Juli 2020 anjlok sebesar 69, 09 persen.
Kalau pada Januari-Juli 2019 ada kunjungan wisatawan Malaysia ke Sumut sebanyak 65.362, maka pada periode sama 2020 tinggal 20.204 orang.
Meski turun, ujar Syech, namun wisatawan Malaysia itu masih tetap memberikan kontribusi terbesar atau 29,17 persen dalam total kunjungan wisatawan mancanegara Sumut yang di periode Januari-Juli sebanyak 23.597 orang.
"Total kunjungan wisman Sumut memang anjlok dari sebesar 144.025 menjadi 23.597 orang," ujarnya.
Sumatera Utara tetap menjadi satu dari lima provinsi di Sumatera yang diincar pelaku industri pariwisata Malaysia untuk berinvestasi atau menjaring wisatawan.
"Selain Sumut, ada Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung," ujar Konsul Pelancongan Malaysia Hishamuddin Mustafa.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Sumut yang bagus membuat jumlah wisatawan yang pergi ke Malaysia terus meningkat setiap tahun.
Wisatawan asal Sumut itu bahkan bukan hanya sekadar berwisata, tetapi juga berobat dan bahkan bersekolah.
Kondisi itu yang menyebabkan Pelancongan Malaysia juga sering menggelar kegiatan seperti "Let’s go Explore Malaysia Virtual Travel Fair 2020" untuk semakin menarik banyak wisatawan asal Sumut.
"Kalau tidak ada COVID -19, kunjungan wisatawan Sumut maupun Indonesia secara keseluruhan ke Malaysia pasti tetap banyak," ujarnya.
Pelancongan Malaysia sempat menargetkan bisa meraih transaksi Rp1 miliar atau 350 ribu ringgit Malaysia pada penjualan paket wisata ke negara itu di Malaysia Travel Fair, Malaysia di Medan, 13 - 15 Maret 2020.
Oleh karena itu, ujar Hishamuddin, para pelaku industri wisata di Malaysia tetap tertarik dan mencari peluang berbisnis di sektor pariwisata di Sumut.
Pelancongan Malaysia sendiri, kata dia, saat ini sedang fokus memperkenalkan wisata kesehatan, edukasi, olahraga, berbelanja, honeymoon, thempark dan leisure.
"Di luar pariwisata, Sumut dan empat provinsi kainnya di Sumatera juga memiliki potensi ekonomi lainnya sehingga juga menjadi peluang bisnis bagi pengusaha Malaysia dan termasuk Sumatera, sendiri," ujarnya.