Jika dihitung menggunakan metode nilai tambah ke perekonomian Medan, Gojek berkontribusi Rp2,5 triliun rupiah di tahun 2019.
Hasil riset tersebut merupakan bagian dari riset yang bertajuk Peran Ekosistem Digital GOJEK di Ekonomi Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19.
Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI Dr Paksi C.K Walandouw, Selasa mengatakan, riset ini menunjukkan bahwa ekonomi digital, seperti GOJEK, di masa normal sebelum pandemi mempunyai potensi besar untuk membantu menggerakkan ekonomi daerah, seperti Medan, melalui peningkatan omzet UMKM GoFood, UMKM GoPay, dan social sellers GoSend," katanya.
Menurutnya, di masa pemulihan ekonomi saat pandemi, peran ekonomi digital akan semakin penting untuk menjadi mitra pertumbuhan para UMKM. GOJEK juga mempercepat digitalisasi UMKM dan inklusi keuangan, seperti ditunjukkan oleh data bahwa GoFood, juga mengantarkan UMKM untuk pertama kalinya mempunyai bisnis digital (95 persen) dan menggunakan pembayaran non-tunai (90 persen).
Sedangkan, sejak bergabung dengan GOJEK,
42 persen mitra GoRide dan 43 persen GoCar rutin menabung.
"Tidak hanya berdampak terhadap UMKM di dalam ekosistem GOJEK, UMKM di luar ekosistem GOJEK, seperti penyedia bahan baku di pasar dan bengkel kendaraan juga mendapatkan manfaat dari kehadiran GOJEK di Kota Medan, dengan mengalami peningkatan omzet sebesar 30 persen," katanya.
Paksi menambahkan, keberadaan GOJEK di Medan juga menimbulkan efek domino di sektor lainnya. Dampak multiplier, atau kontribusi tidak langsung keberadaan GOJEK pada PDRB Medan di tahun 2019, mencapai Rp 943 miliar.
"Ini dihitung dari pendapatan UMKM di luar ekosistem GOJEK setelah Gojek beroperasi di Medan. Selain meneliti dampak ekosistem GOJEK terhadap perekonomian di kota Medan di tahun 2019, riset ini juga menunjukkan bahwa 93 persen mitra driver GoRide dan GoCar di Kota Medan menerima setidaknya satu jenis bantuan sosial dari Gojek selama masa pandemi COVID-19. Mayoritas dari mitra driver yang menerima bantuan (80 persen) mengapresiasi bantuan dari GOJEK," ujarnya.
Sementara itu, Peneliti LD FEB UI Dr. Alfindra Primaldhi mengatakan, meskipun 51,9 persen mitra driver merasa khawatir dengan adanya COVID-19, lebih dari sepertiga mitra driver 37,4 persen menunjukkan bahwa mereka tetap peduli dengan memberikan bantuan sosial kepada keluarga, masyarakat yang membutuhkan, lembaga keagamaan, dan kepada sesama mitra GOJEK.
Selain itu, mayoritas mitra driver tetap optimis bahwa dengan meneruskan kemitraan dengan GOJEK penghasilan mereka akan kembali seperti sebelum pandemi (67 persen), dan mereka akan tetap bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya (71 persen).
"Hubungan yang baik dengan GOJEK juga tercermin dengan 86 persen mitra driver yang menyatakan akan seterusnya melanjutkan kemitraan dengan GOJEK," katanya.