Tebing Tinggi (ANTARA) - Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi Rabiatul Adawiyah untuk mengenal dan mengeja kalam Allah. Melalui metode hafalan, wanita asal Mandailing Natal tersebut mulai belajar membaca Alquran di usia 20 tahun.
Bukan main, kini di usianya yang menginjak ke-27 tahun, ia telah hafal 20 juz Quran dan ikut unjuk kebolehan pada Cabang Seni Baca Quran, Golongan Tilawah Cacat Netra (Canet), MTQ ke-37 Sumut di Tebing Tinggi.
Bertanding di Gedung Balai Kartini Lama, Jalan Imam Bonjol Tebing Tinggi, Selasa (8/9), Rabiatul didamping pelatihnya yang akrab ia panggil dengan sebutan Ummi. Ummi menjadi tumpuan yang memandunya saat berjalan, sekaligus penyemangat Rabiatul selama bertanding.
Baca juga: Official Kafilah MTQ asal Kota Binjai meninggal
Dijelaskan Ummi, yang memiliki nama lengkap Samriyah Rangkuti, metode belajar yang ia terapkan untuk Rabiatul adalah dengan memperdengarkan murattal, kemudian dihafalkan dan perlahan-lahan mulai memakai irama.
"Bacaan Quran saya rekam, dia hafal, kemudian kita koreksi dan perbaiki hafalannya. Huruf demi huruf kita koreksi pelafazannya, tajwid dan iramanya," jelas Samriyah. Sejauh ini, Rabiatul telah meraih juara Harapan III di MTQ Tingkat Provinsi di Binjai 2014 dan Harapan II di MTQ Tingkat Provinsi di Dairi.
Baca juga: Ketua Dewan Hakim MTQ ke-37 dan LPTQ Sumut: Tidak ada larangan penggunaan cadar
Terpaut umur yang jauh dengan Rabiatul, Roslaini berusia 46 tahun asal Dairi juga tak kalah semangat bersaing di MTQ.
Dengan motivasi menjadi qariah terbaik dan cinta membaca Quran, jadi alasan utama Roslaini untuk tetap aktif mengikuti perlombaan di usianya yang terbilang memasuki masa tua.
"Saya memang sejak usia sekolah sudah suka ikut lomba begini. Metode belajar saya meraba lewat Quran braille dan juga metode hafalan. Kalau tidak ada kegiatan, sehari-harinya saya isi dengan baca Quran. Saya ingin dapat berkompetisi di tingkat nasional, sebelumnya masih provinsi," cerita Roslaini yang juga datang bersama suaminya peserta lomba.