Medan (ANTARA) - Tim Geofisika Deli Serdang, Sumatera Utara, melakukan survei awal untuk pemasangan accelograph dalam upaya meminimalisir kerentanan bangunan saat terjadi gempa bumi.
Accelerograph atau Strong Motion Seismograph adalah instrumen yang digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat yang mengukur percepatan permukaan tanah
Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu, di Medan, Sabtu, mengatakan kegiatan survei di lakukan di Kota Binjai yang merupakan kegiatan awal dalam rencana pemasangan 70 sensor di Indonesia tahun 2020.
Di Sumatera Utara, rencana pemasangan di lima lokasi, yaitu BPBD kota Binjai, BPBD Kota Pematang Siantar, BPBD asahan, Kantor Bupati Karo dan Kantor Bupati Tapanuli Selatan.
Penempatan peralatan itu dibagi dalam dua area, yaitu pemasangan luar gedung (outdoor) dan pemasangan dalam gedung (indoor).
Jarak maksimal antara penempatan sangkar sensor accelograph dengan peralatan pendukung, maksimal 80 meter.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,7 landa Maluku Utara
Adapun kriteria lokasi penempatan sangkar accelograph di luar gedung (outdoor), diperlukan lokasi harus memiliki kriteria, aman dari banjir, tidak ada rongga, di bawah sensor seperti pipa atau saluran serta hindari di atas basement.
"Tidak ditempatkan di dekat peralatan yang bergetar secara kontinu seperti pompa air, genset, kompresor mesin dan lainnya. Di sekitar shelter akan dipasang grounding outdoor dilengkapi dengan boks kontrol," katanya.
Ia mengatakan kriteria pemasangan penempatan peralatan pendukung accelograph dalam gedung juga harus ada beberapa ketentuan yakni memiliki kriteria, tersedia listrik dalam ruangan yang terpilih, tersedianya stop kontak peralatan indoor akan dilengkapi mcb grounding.
"Dari hasil survei rencana pemasangan akan dilakukan di ruang pusat pengendalian operasi BPBD Kota Binjai," katanya.