Langkat (ANTARA) - Ditengah COVID-19, petani di Dusun Ampera Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat giat bertanam sawi manis didampingi mahasiswa Polbangtan Medan.
Ainnunridha Fitrihani, mahasiswi semester 2 Polbangtan Medan yang menghubungi, Kamis (18/6), mengatakan dia melakukan pendampingan di lahan tanaman sawi petani buk Ani.
Prospeknya menjanjikan dan sangat berpotensi dikembangkan. Karena lahannya cukup subur ditanami sawi manis yang mengandung vitamin A, C, K, Karetonoid, Flavonoid antioksidan.
Baca juga: Maksimalisasi ketahanan pangan, Mahasiswa Polbangtan Medan bantu petani Toba Samosir panen padi
Baca juga: Mahasiswa Polbangtan Medan dampingi petani Padang Sidempuan tanam bawang
"Dari luasan lahan 3 rante (1200 m) Ibu Ani, sekali panen menjual hasil panen sawinya 150 bal sekitar Rp6 juta dengan harga jual per bal (1 bal 10 kg) Rp40 ribu," kata mahasiswi Penyuluhan Pertanian ini.
Sawi menurut dia menjadi tanaman primadona petani di daerah itu. Sebab, selain harganya memang fluktuatif namun dinilai tinggi dibanding harga kangkung dan lainnya.
Menurut ketua Gapoktan Desa Karang Rejo, Samuel Rahmat, pemasaran sawi asal desa Karang Rejo seperti ke daerah Marelan, Kampung Lalang, Stabat, Binjai hingga Aceh.
“Bertanam sawi salah satu hal yang cukup menjanjikan walau di masa pandemi COVID-19. Apalagi waktu tanamnya singkat berkisar 30-40 hari dari mulai penyemaian (15 hari) sampai panen," katanya.