Padangsidimpuan (ANTARA) - Sebanyak 385 calon haji Kota Padangsidimpuan dipastikan batal berangkat berangkat ke tanah suci menyusul keputusan pemerintah terkait pembatalan penyelenggaraan ibadah haji ke Makkah karena pandemi COVID-19.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Padangsidimpuan, Saripuddin Siregar, di padangsidimpuan, Rabu, mengatakan, sesuai data seharusnya tahun 2020 ini ada 385 jamaah yang akan diberangkatkan untuk menunaikan ibadah haji.
Namun berdasarkan keputusan kementerian Agama tentang peniadaan pemberangkatan Calon Haji (Calhaj) Indonesia tahun ini, mengakibatkan 385 jamaah tersebut batal menunaikan rukun Islam ke-lima tersebut.
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 nasional hadir di Kota Padangsidimpuan
Baca juga: Bersama Presiden, Pemkot Padangsidimpuan peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual
Peniadaan pemberangkatan, katanya, selain sudah melalui kajian mendalam, juga demi menjaga keselamatan calon haji dari pandemi COVID-19, dan pemerintah Arab Saudi juga tidak memberi akses untuk pelaksanaan ibadah haji di tahun ini.
"Peniadaan pemberangkatan tahun ini bukan berarti mereka batal menunaikan ibadah haji. Hanya saja jadwal pemberangkatannya ditunda ke tahun depan atau sampai pendemi COVID-19 dinyatakan berakhir dan aman," katanya.
Terkait hal tersebut, dua calon jamaah haji asal padangsidimpuan, Muhammad Rizal Siregar, (47), dan Deni Oktaviana, (47) menanggapi positif.
Pasangan suami istri ini mendaftar tahun 2011, dijadwalkan berangkat tahun ini dan bahkan sudah mengikuti Manasik Haji.
Meski tidak dapat menutupi rasa kecewa, warga Unte Manis, Kelurahan Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara itu menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah dan meyakininya sebagai jalan terbaik dari Allah SWT.
"Insya Allah sudah siap. Termasuk telah mengikuti bimbingan dan manasik haji bersama Calhaj lain yang mendaftar di salah satu bank milik negara. Semua ini kehendak Allah dan semoga tahun depan kita bisa berangkat tanpa ada hambatan," katanya.
Kodir yang seorang wartawan dan Wakil Ketua di PWI Tabagsel menilai, pemerintah membuat keputusan ini tidak asal-asalan dan tentunya sudah melalui kajian mendalam. Pemerintah sayang rakyat dan berupaya menghindarkannya dari tertular COVID-19.