Jakarta (ANTARA) - Manajer West Ham United David Moyes menyatakan kesulitan keuangan yang dihadapi klub-klub di tengah pandemi COVID-19 akan mendorong pemikiran ulang mengenai cara kompetisi sepak bola dijalankan.
Sepak bola di Inggris dihentikan sementara bulan lalu karena virus corona baru dan West Ham menjadi di antara tim-tim Liga Premier yang mengumumkan pemotongan gaji pemain guna membantu klub mereka mengatasi dampak keuangan akibat krisis virus.
Baca juga: Akuisisi Newcastle disoroti Amnesty International
Baca juga: Crystal Palace klaim status tim sepak bola profesional tertua di dunia
Southampton, Watford dan Sheffield United juga memangkas gaji pemain, sedangkan Arsenal menyatakan para pemain dan staf pelatihnya sepakat menerima gaji yang sudah dikurangi 12,5 persen.
"Saya harap kita semua menoleh ke belakang dan berpikir, 'Mungkin kita terlalu memanjakan diri," kata Moyes kepada wartawan dalam sebuah konferensi video seperti dikutip Reuters, Kamis.
"Orang-orang yang mengelola klub-klub sepak bola harus mencermati dan berkata, 'Seandainya hal seperti ini terjadi lagi di kemudian hari, akankah kita bertahan dan melewatinya?'
"Saya berharap hal itu mungkin membantu sepak bola menata kembali dirinya manakala kita memulai lagi. Kita harus memastikan bahwa semua klub sepak bola aman. Tak boleh satu pun klub yang terpuruk."
Moyes (56) yang selama lockdown menjadi relawan mengirimkan buah-buahan dan sayuran itu mengatakan klub-klub di liga utama punya kewajiban untuk "melakukan segalanya dengan benar."
"Kita punya banyak uang yang masuk dari berbagai penyedia. Dan dari sudut pandang itu, kita harus memastikan bahwa kita melakukan hal-hal yang benar," sambung Moyes. "Kita juga harus memastikan para pemain terlindungi."
David Moyes yakin krisis virus ubah wajah sepak bola
Kamis, 23 April 2020 17:45 WIB 567