Rantauprapat (ANTARA) - Sejumlah rumah makan di tepi Jalan Lintas Sumatera tampak lesu akibat omset atau pendapatan menurun drastis akibat terdampak wabah COVID-19.
Berdasarkan pantauan ANTARA di Kota Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Selasa,sejumlah jalanan terlihat lenggang. Lapak pedagang nasi terlihat ramai namun, sepi pembeli.
Seperti di Jalan Adam Malik dan Sisingamangaraja, Rantauprapat para pedagang mengalami penurunan omzet penjualan hingga 70 persen dalam satu bulan terakhir.
Baca juga: PujakesumaLabuhanbatu peduli pencegahan COVID-19
Baca juga: Satu PDP COVID-19 asal Rantauprapat meninggal
Beragam menu masakan dan minuman merekan tawarkan, dari nasi rames seharga Rp9 ribu, sop Rp25 ribu, beragam ikan Rp15 hingga Rp20 ribu, soto ayam Rp20 ribu dan minuman teh Rp5 ribu hingga jus Rp10 ribu.
Penurunan omzet secara perlahan sudah terasa sejak pertengahan Maret 2020.
Baca juga: Lewat lagu, Amin Wahyudi ajak masyarakat tabah hadapi COVID-19
"Berbagai masakan dari harga Rp9 ribu hingga termahal Rp25 ribu, tidak sampai 30 porsi laku terjual, akibat perkembangan COVID-19 di daerah," kata Sugianto, pemilik rumah makan Sedep Roso, Selasa (21/4) di Jalan Sisingamangaraja, Rantauprapat.
Sugianto menjelaskan, target penjualan menyasar kepada pelancong maupun warga Labuhanbatu yang melintas di Jalan Sisingamangaraja, Rantauprapat.
Selain itu, setiap menjelang bulan Ramadhan terjadi peningkatan omzet setiap tahunnya. Namun, pihaknya berencana mengurangi operasional penjualan dengan merumahkan sebagian pelayan hingga usai Lebaran.
"Memang, momentum menjelang Ramadhan dinantikan untuk meraup untung berlipat ganda, tapi di tahun ini menurun karena wabah COVID-19," jelas Sugianto yang juga ketua DPD Pujakesuma Kabupaten Labuhanbatu.
Sementara, penurunan omzet penjualan pedagang nasi yang membuka lapak daganganya di tepi Jalan Lintas Sumatera atau Jalinsum, juga terjadi di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan.
Mereka mengeluh ketidakstabilan penjualan yang relatif menurun dalam dua bulan terakhir akibat dampak COVID-19. Mereka berharap pemerintah daerah dapat mengurangi beban operasional maupun harga bahan pokok di pasaran.
"Kami ingin pemerintah mengurangi harga sembako selama wabah ini terjadi, agar usaha rumah makan kami tidak gulung tikar," harap, Faujan dan Adi Harahap warga Labuhanbatu Selatan.