Jakarta (ANTARA) - Los Angeles Lakers meminta pemotongan gaji sebesar 20 persen terhadap para eksekutif senior klub itu demi melindungi karyawan tingkat bawah agar tidak kehilangan pekerjaan mereka selama pandemi virus corona.
Menurut beberapa laporan sebagaimana dilansir Reuters pada Rabu, pemilik Lakers telah mendapat masukan dari penasihat keuangan dan selanjutnya meminta jajaran manajemen klub agar secara sukarela menerima pemotongan pembayaran gaji tersebut.
Baca juga: Donald Trump berharap kompetisi olahraga di AS kembali bergulir pada Agustus
Baca juga: NBA akan lanjutkan kompetisi tanpa penonton
Langkah ini sejalan dengan laporan ESPN bahwa gaji para pemain bisa terpangkas hingga 25 persen jika sisa musim ini dibatalkan karena wabah COVID-19. Liga NBA terhenti pada 11 Maret silam setelah center Utah Jazz Rudy Gobert dinyatakan positif virus.
Awal tahun ini, Forbes memperkirakan Lakers bernilai 4,4 miliar dolar AS, kedua setelah New York Knicks yang bernilai 4,6 miliar dolar AS.