Manila (ANTARA) - Para wali kota dari 16 wilayah Metro Manila mengumumkan jam malam pada Sabtu dan mendesak mal-mal tutup selama sebulan, dalam upaya mengatasi penyebaran corona di saat Filipina melaporkan korban tewasnya yang keenam.
Presiden Rodrigo Duterte telah menaikkan status darurat negerinya ke tingkat tertinggi dan mengeluarkan kebijakan karantina di ibu kota yang dihuni 12 juta warga itu.
Semua langkah-langkah di ibu kota Filipina, jika dilaksanakan sepenuhnya, akan jadi yang paling ketat di Asia, dan berlangsung saat negara-negara Eropa dan AS bertarung mengatasi pandemi yang membunuh lebih dari 5.000 orang di seluruh dunia.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah menjadi 96
"Untuk membatasi penyebaran corona, kami butuh membatasi pergerakan orang. Kami memperlambat pergerakan orang di Metro Manila," kata Jose Arturo Garcia, manajer umum Otoritas Pembangunan Metropolitan Manila kepada wartawan.
Beberapa warga ibu kota berbondong menuju terminal bus dan bandara menjelang larangan perjalanan yang akan mulai Minggu.
Presiden pada Kamis mengeluarkan pembatasan perjalanan darat dan udara keluar masuk Manila yang akan berlaku pada 15 Maret dan memperpanjang penutupan sekolah hingga 12 April.
Baca juga: Delapan sembuh, lima meninggal akibat COVID-19 di Indonesia
Jam malam akan berlaku 15 Maret hingga 14 April tapi beberapa karyawan akan dikecualikan, kata Garcia, seraya menambahkan pelanggar tak akan ditegur atau ditahan.