Pernikahan berlangsung antara Meylin warga Jalan Bangka, Kelurahan Pela Mampang dengan Mardi warga Ciputat, Tanggerang, Banten.
Dua hari sebelumnya, aula Masjid Husnul Khotimah digunakan warga sebagai tempat penampungan korban banjir. Setelah banjir surut warga pulang ke rumah masing-masing.
Baca juga: Menhub: Banjir yang melanda Jakarta sudah mulai surut
"Air surutnya mulai Kamis (2/1) subuh sekitar jam 05.00 WIB, tadinya warga pada mengungsi di sini, setelah surut mereka pulang semua," kata Wani (48) warga yang enam tahun bekerja sebagai marbot Masjid Husnul Khotimah.
Pada saat banjir terjadi Rabu (1/1) air merendam permukiman warga Jalan Pondo Jaya dengan ketinggian 1,5-2 meter.
Masjid Husnul Khotimah posisinya lebih tinggi sehingga air tidak sampai masuk ke teras aula. Sementara itu ruang untuk shalat ada di lantai dua.
"Kemarin air setinggi dada saya ini, cuma karena masjid tinggi. air tidak masuk, sisa satu jengkal lagi dari tangga," kata Wani yang rumahnya juga terendam banjir.
Masjid Husnul Khotimah selain digunakan sebagai tempat ibadah juga untuk kegiatan keagamaan seperti Majelis Taklim, taman kanak-kanak, asrama yatim dan dhuafa, hingga gedung pertemuan termasuk resepsi pernikahan.
Menurut Wani, pernikahan Meylin dan Mardi merupakan yang pertama di tahun 2020 setelah bencana banjir.
Masjid Husnul Khotimah juga dikenal sebagai Masjid Rhoma Irama karena pernah direnovasi oleh Raja Dangdut yang tinggal di Komplek Oerumahan Pondok Jaya VI. Rumah Raja Dangdut tersebut juga ikut terendam setinggi pinggang orang dewasa.
Usai banjir, warga kerja bakti membersihkan masjid untuk digunakan sebagai tempat shalat dan juga resepsi pernikahan.
Khawatir
Laode Boli, paman dari mempelai wanita mengatakan sempat khawatir pernikahan terancam batal karena banjir.
Pihak keluarga telah melakukan persiapan pernikahan sejak tiga bulan sebelumnya, termasuk memesan aula Masjid Husnul Khotimah sebagai tempat nikah dan resepsi.
"Kita sempat panik memang, apalagi banjir sampai menutup akses jalan pemukiman, karena banjir tanggal 1 dan surut tanggal 2, sementara jadwal pernikahan tersisa dua hari lagi," kata Boli saat ditemui di lokasi resepsi.
Menurut Boli, sempat ada rencana untuk memindahkan lokasi pernikahan ke balai pertemuan bila banjir tidak kunjung surut.
Bahkan rencana lainnya adalah petnikahan tetap dilangsungkan di rumah, hanya resepsi ditunda sampai situasi memungkinkan. Untungnya banjir surut dan keponakannya bisa melangsungkan pernikahan dengan lancar.
"Kita juga sempat khawatir KUA telat datang karena masih terjadi banjir, syukurnya KUA datang 10 menit sebelum dimulai acara," kata Boli.
Pernikahan Meylin dan Mardi menjadi pernikahan pertama di tahun 2020 bagi warga Pondok Jaya, Pela Mampang. Meski gerimis tamu undangan tetap ramai berdatangan dan pihak keluarga menyebar 1.000 undangan.