Langkat (ANTARA) - Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Langkat-Binjai melaksanakan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Langkat menuntut pemkab pro aktif terhadap dugaan pencemaran limbah batubara.
Hal itu disampaikan Kordinator Aksi Andi Arif Maulana, di Stabat, Senin, saat melakukan aksi di depan gedung DPRD Langkat.
Para mahasiswa PMII ini membawa berbagai spanduk dan poster agar Pemkab dan DPRD serius menindaklanjuti pencemaran limbah batubara dari aktifitas bongkar muat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Utara 2x200 MW di Tanjung Pasir Pangkakan Susu.
Dimana akibat dari kegiatan itu telah merusak ekosistim laut serta melemahka ekonomi nelayan Pangkalan Susu dan sekitarnya.
Juga meminta Pemkab Langkat untuk menutup pabrik yang membuang limbah sembarangan seperti di Kecamatan Gebang oleh PT JPN, pabrik pembuatan plastik dan pabrik pembuatan sumpit di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai yang mencemarkan lingkungan serta membuang limbah ke sungai sehingga meresahkan masyarakat, sambungnya.
Andi Arif Maulana yang juga didampingi Kordinator Lapangan Fuad M Rizky Rambe dan Ketua PC PMII Langkat-Binjai Khairul Ramadhan juga meminta Pemkab Langkat untuk menutup galian C yang tidak mempunyai izin.
Lebih lanjut lagi mereka juga mempertanyakan izin peternakan babi yang mana dalam kurun tiga bukan terakhir masyarakat sudah menemukan dua kali menemukan bangkai babi di Sungai Wampu Stabat.
Usai menggelar orasi para pengunjukrasa dari PMII ini langsung ditemui anggota DPRD Langkat dari Fraksi Gerindra Dedek Pradesa mengajak untuk berdialog di ruang Banggar DPRD Langkat.