Medan (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan tidak mengambil air dari Sungai Bederah, terkait ratusan ekor bangkai ternak babi yang dibuang ke Sungai Bederah Danau Siombak Kecamatan Medan Marelan.
Demikian dikatakan Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan (Kadiv Sekper) Humarkar Ritonga didampingi Kepala Divisi Pengolahan Air Minum (Kadiv PAM) Andrianto, kepada wartawan di ruang Sekper PDAM Tirtanadi Jl SM Raja, Senin (11/11).
Lebih jauh dikatakannya, masyarakat pelanggan tidak perlu khawatir adanya bangkai ternak babi yang dibuang ke Sungai Bederah karena PDAM Tirtanadi tidak mengambil air untuk diproduksi dari Sungai Bederah.
“Kami pastikan bangkai babi yang hanyut di Sungai Bederah tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas air ke pelanggan, karena Tirtanadi tidak mengambil air dari Sungai Bederah,” kata Humarkar Ritonga.
Dikatakannya pelanggan yang di sekitar Sungai Bederah yaitu Kecamatan Medan Marelan mendapat pasokan air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Hamparan Perak yang berasal dari Sungai Belawan.
Untuk itu katanya masyarakat pelanggan tidak perlu khawatir mengkonsumsi air dirumah karena berbeda sumber air baku yang diambil oleh Tirtanadi.
Sementara Andrianto mengatakan, PDAM Tirtanadi dalam mengelola air minum harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 462 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir karena kualitas air yang dikelola Tirtanadi telah sesuai dengan Permenkes.
Humarkar menambahkan, selain IPA Hamparan Perak saat ini Tirtanadi mengolah sumber air baku untuk IPA Deli Tua dan Martubung berasal dari Sungai Deli, IPA Sunggal berasal dari Sungai Belawan kemudian IPA Limau Manis dan Tirta Lyonnaise Medan (TLM) berasal dari Sungai Belumai.
Seperti diketahui belakangan ini ratusan babi mati diakibatkan terserang virus Hog Cholera, yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Sumatera Utara, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sudah menerima bantuan vaksin dan tenaga ahli dari Pemerintah Pusat untuk menangani penyebaran kolera babi, diharapkan virus ini bisa diatasi secepatnya.