Jakarta (ANTARA) - Meminum air dingin setelah terpapar suhu udara yang tinggi tidak akan memicu meledaknya pembuluh darah atau heat stroke, sebagaimana dijelaskan oleh spesialis penyakit dalam dari RS Pondok Indah - Puri Indah.
"Minum air dingin kan lewat tenggorokan sementara heat stroke terjadi pada permukaan kulit, tidak nyaman iya, tapi apa berbahaya secara langsung? Untuk mencegah heat stroke justru harus terhidrasi," kata dr Muhammad Ikhsan Mokoagow MMedSci SpPD FINASIM pada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Hal itu dikatakan oleh Ikhsan menanggapi sejumlah kabar pun beredar, yang menyebutkan minum air dingin sesaat setelah terpapar suhu udara yang tinggi merupakan hal yang berbahaya karena bisa membuat pembuluh darah meledak.
Ikhsan menjelaskan bahwa konduksi dan penguapan adalah dua mode pendinginan yang digunakan dalam pengobatan penyakit terkait panas.
Penelitian menunjukkan perendaman air es menjadi yang paling cepat efektif untuk penanganan heat stroke di unit gawat darurat.
Heat stroke adalah kegagalan tubuh untuk melakukan pendinginan baik dengan cara berkeringat atau penguapan dari kulit akibat suhu panas sekitar.
Dalam keadaan gawat darurat, penanganan orang yang terkena heat stroke justru dianjurkan dengan melakukan pendinginan lewat menyemprotkan air dingin atau mengelap permukaan kulit pakai spons.
Teknik lain adalah mengompres dengan "ice packs" di area pangkal paha, ketiak, leher, dan dada.
Beberapa hari ini cuaca di sejumlah kota besar di Indonesia memang mencapai suhu tertinggi.
BMKG mencatat suhu udara siang hari di sejumlah daerah di Indonesia maksimum dapat mencapai 37 derajat Celcius, bahkan di Makassar tercatat suhu paling tinggi hingga 38 derajat Celcius.