Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena lonjakan harga minyak setelah serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi selama akhir pekan telah mengguncang investor.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 12 dolar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 1.511,5 dolar AS per ounce.
Investor beralih ke aset-aset safe haven untuk memarkir dana-dana mereka, termasuk di obligasi dan logam mulia, menyusul serangan terhadap fasilitas produksi minyak Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019).
Namun, kenaikan emas dibatasi oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama saingannnya, naik 0,39 persen menjadi 98,64 pada pukul 17.30 GMT sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 45,7 sen atau 2,6 persen menjadi ditutup pada 18,026 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh 13 dolar AS atau 1,37 persen, menjadi menetap pada 939,2 dolar AS per ounce.
Pada perdagangan akhir pekan lalu (13/9/2019), emas berjangka jatuh menjadi berada di bawah posisi psikologi 1.500 dolar AS, karena kenaikan dalam obligasi dan aset-aset lainnya yang dianggap berisiko mendorong para investor menjauh dari aset-aset safe haven.
Emas berjangka naik karena lonjakan harga minyak
Selasa, 17 September 2019 7:42 WIB 496