Medan (ANTARA) - Volume ekspor karet di Sumatera Utara hingga Juli 2019 turun 11 persen dibanding periode sama 2018 atau menjadi 237.036 ton.
"Pada Januari-Juli 2018, volume ekspor karet Sumatera Utara masih bisa mencapai 267.502 ton, " ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
Menurut dia, penurunan ekspor terjadi karena pelemahan ekonomi secara global yang berdampak pada berkurangnya permintaan karet di pasar internasional.
Ekspor semakin turun, kata dia, ditambah adanya kesepakatan pengurangan ekspor oleh negara produsen dengan tujuan menaikkan harga jual di pasar internasional.
"Dengan menurunnya ekspor hingga Juli, maka ada prediksi total ekspor karet Sumatera Utara sepanjang tahun 2019 lebih rendah dari 2018," ujarnya.
Pada 2018 volume ekspor karet Sumatera Utara mencapai 456.536 ton.
Edy mengakui penurunan volume ekspor karet Sumatera Utara sudah terjadi sejak 2018. "Pada 2017 volume ekspor karet Sumatera Utara mencapai 512.725 ton dan pada 2018 tinggal 456.536 ton, " katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Syech Suhaimi menyebutkan nilai ekspor karet di provinsi tersebut mengalami penurunan akibat turunnya volume dan harga ekspor.
"Ada penurunan nilai ekspor karet dan barang dari karet sebesar 18,49 persen di periode semester I 2019," ujarnya.
Kalau pada semester I 2018 nilai ekspor masih sebanyak 608,497 juta dolar AS, maka pada periode sama 2019 tinggal 495,962 juta dolar AS.
"Meski turun, kelompok barang karet dan barang dari karet itu memberi andil terbesar kedua setelah lemak dan minyak hewan/nabati pada penerimaan devisa ekspor Sumatera Utara pada semester I 2019 yang sebesar 3,727 miliar dolar AS, " ujar Syech.