Medan (ANTARA) - Penyaluran kredit perbankan Sumatera Utara pada triwulan II 2019 tumbuh melambat atau 2,83 persen secara "year on year" sebagai dampak kondisi perekonomian global yang belum pulih.
"Pada triwulan II, kredit Sumut hanya tumbuh 2,83 persen dari triwulan I yang bisa naik 4,38 persen, " ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Rabu.
Dengan tumbuh 2,83 persen, kredit perbankan Sumut di triwulan II menjadi sebesar Rp217, 3 triliun dari posisi triwulan I yang sebesar Rp215, 6 triliun.
"Yang menenangkan, kredit bermasalah atau NPL perbankan di bawah batas maksimal atau 3,14 persen, " ujarnya.
Wiwiek menyebutkan, kenaikan kredit di triwulan I tetap masih didorong kredit konsumsi. Kredit industri pengolahan mengalami pelemahan seperti kredit di sektor lainnya.
Wiwiek menyebutkan, krisis global berimbas ke bisnis dalam negeri termasuk Sumut.
"Pengusaha Sumut seperti daerah lainnya juga melakukan aksi 'wait anda see' sehingga menahan kredit baru atau tambahan, " ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, daya beli yang menurun. membuat pengusaha mengurangi produksi pabriknya.
"Dengan produksi terbatas, tidak mungkin menambah investasi dengan meminjam uang atau kredit ke bank, " ujar Parlindungan.
Baca juga: BI prediksi pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan III bertahan tinggi
Baca juga: BI: Sistem Kliring Nasional BI disempurnakan lagi